Tis'atun [9]

4.2K 275 18
                                    

Detik berlalu begitu cepat, begitu pula menit dan hari. Hari berlari tak kalah cepat menjadi bulan yang terus berjalan. Waktu terasa sangat singkat.

Ujian Nasional telah usai begitu pula pengumuman kelulusan sudah disampaikan dan hasilnya cukup menyenangkan hati para siswa.

Tibalah saat saat dimana mereka akan membutuhkan Tissu yang banyak, saat saat dimana mereka akan memandang gedung sekolah lebih lama, dan saat saat dimana mereka dengan sungguh sungguh memanfaatkan waktu ini tanpa ada yang terbuang.

Hari ini adalah hari dimana Arsyi akan diwisuda. Dengan kebaya modern berwarna peace dengan jilbab senada, Arsyi terlihat sangat cantik dan elegan. Nando bahkan terus mencuri potret candid Arsyi menggunakan kamera yang dia bawa.

Arsyi duduk di kursi para siswa dan Abdullah, Halimah, juga Dimas ada di kursi tamu undangan. Di sekolah Arsyi ini mengatakan bahwa siswa yang akan diwisuda bebas membawa siapa saja untuk menyaksikan acara wisuda dan pelepasan kelas dua belas tahun ini.

Suasana di sekolah sangat ramai mengingat siswa yang boleh membawa siapa saja untuk acara ini. Arsyi hanya membawa keluarga kecilnya, karna menurutnya hanya orang orang itu sajalah yang dia cintai dan berhak menyaksikan presepsi wisudanya. Banyak teman teman Arsyi yang didatangi oleh kekasihnya, kebanyakan kekasih mereka akan membawa boneka boneka dari mulai ukuran kecil sampai besar, dan ada juga yang membawa sebuket bunga.

"Ya ampun, gue nggak nyangka kalo kita bakal diwisuda." Seru sekar dengan membenarkan bulu matanya yang agak nggak nyaman. Sekar terlihat cantik dengan kebaya abu abu mudanya yang manis.

"Aaa kita bakal pisah." Tambah Wulan dengan memasang wajah meweknya. Wulan terlihat segar dengan kebaya hijau daunnya yang dipadu dengan rempel ungu yang terlihat manis disana.

"Kata siapa kita bakal pisah? Walaupun nantinya kita sibuk sama urusan kita masing masing kita nggak boleh yang namanya los kontek." Ujar Arsyi dengan membenarkan rok pasangan kebayanya yang sempit dan terlihat tak nyaman untuk Arsyi.

Acara demi acara berjalan dengan lancar sampai tibalah diacara puncak yaitu acara penyematan samir dan juga sertifikat. Semua siswa sudah mengenakan baju toga yang sudah disiapkan.

Dari pembawa acara akan memanggil satu persatu nama siswa dan siswi yang akan maju kedepan. Kepala sekolah sudah siap berdiri di mimbar untuk menyerahkan hal hal yang sudah direncanakan dan juga disediakan. Sampai tibalah nama Arsyi dipanggil.

Arsyi berjalan melewati karpet merah menuju bapak kepala sekolah yang sudah berdiri tegak disana. Suara teriakan Dimas yang Alay merasuk ketelinga Arsyi dan itu sangat jelas. Dalam hati Arsyi akan menampol kepala Abangnya sepulang acara ini.

Saat Arsyi sudah sampai didepan bapak kepala sekolah hatinya berdebar. Dia tidak menyangka sudah sampai di awal gerbang, gerbang masa depan yang akan dia lewati.

***
Masih diacara Wisuda milik Arsyi. Acara hiburan sedang berjalan sekarang. Semua siswa sibuk dengan urusannya masing masing. Ada yang sedang bercengkerama hangat satu sama lain, ada yang menikmati acara hiburan dan fokus kepanggung, dan ada juga yang menggunakan waktu kali ini untuk berfoto dengan keluarga.

Arsyi memilih untuk berfoto sepuasnya dengan sekar dan wulan mengingat tadi pagi Arsyi sidah foto sepuasnya dengan Abah, ibu, dan juga Abangnya.

"Gini gini, posenya yang sama biar keren." Seru Sekar antusias dengan memperagakan pose yang terlintas dibenaknya. Arsyi dan Wulanpun menuruti apa kata Sekar.

"Ada Tentara."

"Waaah ganteng banget."

"Diabetes deh gue."

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang