Arsyi mengayuh sepedanya sekuat tenaga, begitu juga Wulan dan Sekar. Mereka biasa menyebutnya balapan liar. Balapan liar yang ramah lingkungan, karena mereka menggunakan sepeda yang tidak menimbulkan polusi.
Ckiiit.
Arsyi mengerem sepedanya, matanya berbinar menatap lurus kearah jarum jam dua belas. Disana ada segerombol Tentara muda diatas Truk yang berwarna hijau army.
Ckiiit.
Wulan dan Sekar ikut memberhentikan sepeda mereka, dan menatap bingung kearah Arsyi.
"Kenapa berhenti Syi?" tanya Sekar seraya menarik jilbab putihnya ke belalang, karena sedikit maju ke depan.
"Tuh liat, ada pasukan Abang ganteng," jawab Arsyi antusias seraya menunjuk segerombol Tentara muda yang sepertinya hendak berangkat entah kemana, dengan menggunakan Truk berwarna hijau army itu.
"Wah, panggil Syi panggil!" seru Wulan yang tak kalah antusias.
"Ya kali, Gue kan kagak tau nama nama mereka," balas Arsyi seraya menoyor kepala Wulan.
"Aduh, nggak usah noyor kepala juga kali!" celetuk Wulan sebal.
"Uda, panggil aja 'Abang ganteng' gitu Syi, cepet!" Kali ini Sekar yang tak kalah antusias. Arsyi mengangguk dan bersiap siap untuk mengeluarkan suara merconnya.
"ABANG GANTENG! ABANG GANTENG LIAT SINI DONG, ADA DEDEK PERSIT NIH DISINI. ABANG GANTENG!" Arsyi sangat gencar berteriak seraya melompat lompat nggak jelas.
Para Tentara yang sepertinya mendengar teriakan Arsyipun menengok sebagian dan tersenyum ke arah mereka bertiga. Kemudian setelah itu, Truk hijau itupun mulai berjalan meninggalkan tiga gadis penggila Cogan itu.
"Aaaa! lihat, mereka senyum kekita!" teriak Sekar mencak mencak tidak jelas.
"Dadah, Abang ganteng, hati hati dijalan." Kali ini Wulan yang berteriak seraya melambaikan tangannya kearah gerombolan Tentara yang mulai menjauh.
Arsyi dan Sekar juga tak kalah antusias untuk melambaikan tangannya."Gilak, berani banget kita," ucap Arsyi dengan tawa yang meledak mengingat tingkah nekatnya barusan.
"Berani lah, siapa dulu dong kita."
"Dedek Calon Persit gituloh."
Mereka bertiga tertawa bersama sama mengingat kekonyolan mereka yang tergila gila ingin menjadi Ibu Persit, sampai lupa bahwa sekarang mereka tengah balap liar sepeda.
Arsyi mengayuh kembali sepedanya, saat mengingat bahwa mereka sedang dalam balapan liar yang belom selesai sampe finish.
"Hei kalian, Gue bakal menang nih, siap siap traktir Gue cilok ya!" Arsyi melambaikan tangan dengan pandangan yang tetap fokus saat mengendarai sepedanya.
"Arsyi curang!" teriak Wulan dan Sekar bersamaan. Wulan dan Sekar mulai mengayuh sepeda mereka dengan cepat supaya dapat mengalahkan Arsyi
***
"Lo mah curang Syi," ucap Sekar dengan menyenderkan kepalanya dimeja kantin. Nafasnya masih ngos ngosan gara gara balapan tadi.
"Tau tuh, masa kita disuruh bayarin makan orang licik Kar," Sambung Wulan yang sama masih mengatur nafasnya yang belum teratur.
"Sesuai perjanjian dong. Salah siapa pake bengong, padahal Abang gantengnya kan uda pergi, tapi kaliannya masih bengong. Kesempatan Gue dong buat menang," seru Arsyi seraya memangku tangan.
"Iya iya nih duit Gue. Mana duit lo Kar?" Wulan menyadong dihadapan Sekar untuk meminta uang guna iuran mentraktir Arsyi.
"Hehe, uang saku Gue abis Lan," jawab Sekar dengan cengiran tak berdosanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]
Spiritual🎖️#1 in Tni [ 15-01-2020] 🎖️#3 in Perfectcouple [18-02-2020] 🎖️#1 in Bangga [26-02-2020] Tentang impian yang tak pernah Arsyi sangka akan menjadi kenyataan. Cinta, Rindu, dan Harapan bercampur menjadi satu mendominasi kehidupan Arsyi yang kian be...