Tsalatsah wa Tsalatsuuna [33]

2.5K 183 19
                                    

Baca ceritaku yang lain juga yuk
judulnya ABINARA. Kalian bakal diajak menyelam kedunia Abimanyu Putra Perwira (Anak dari Bangga Perwira) dan Inara Purnamasari. Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

 Jika kalian menebak bahwa kisah ini hanya kisah cinta anak SMA biasa, kalian salah besar! penasaran? langsung saja yuk baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Arsyi menatap keluar jendela kantin, siang ini dia makan sendirian. Rasa kesepian yang menyerang begitu nyata, ingin rasanya Arsyi menghubungi Bangga, telfon atau video call mungkin? namun Arsyi takut mengganggu, akhirnya Arsyi mengirim pesan saja lewat Wa, masa bodo akan dibalas kapan oleh Bangga.

Assalamualaikum, siang Mas

Mas sudah makan? hari ini Arsyi makan sendirian tauk. Maya pergi sama pacarnya.

Arsyi kangen :(

Arsyi makan dulu ya, Love you.

Arsyi menghela nafas berat, ini baru hari pertama dan rindunya bisa seberat ini. Rasa mual dan rasa rindu, kombinasi yang menyebalkan bagi Arsyi, sesekali gadis berkerudung itu mengumpat dalam hati.

"Ini beneran nggak ada yang nemenin gue makan? Ish! alam sungguh mendukung kesedihan ini." Arsyi ngedumel sendiri, dia sungguh sebal. Bagaimana tidak sebal, dia rindu, ditambah perutnya mual, tidak napasu makan, dan dia sendirian, menyebalkan bukan?

Arsyi memilih untuk menatap keluar jendela, menatap pemandangan siang ini yang terlihat lebih suram karena suasana hati Arsyi yang tidak keruan.

"Boleh makan disini?" tanya seseorang.

Arsyi terlonjak, dan langsung panik.

"Oh Iya, silahkan Nan...eh Pak. Duduk aja Pak," balas Arsyi gelagapan. Bodoh, satu kata itu yang pantas diberikan kepada Arsyi saat ini, itu menurut Arsyi. Bagaimana tidak, atasannya ada di depan matanya dan dia malah hampir berbicara informal sama atasannya.

"Kebiasaan lo Syi," ucap Seseorang itu yang ternyata adalah Nando. Lelaki itu menarik kursi kemudian duduk dengan tenang setelah meletakkan nampan berisi makanan dan minumannya.

"Emang kebiasaan saya kenapa Pak?" tanya Arsyi gugup, takut melakukan kesalahan.

"Kebiasaan bicara formal sama gue. Gue nggak nyaman," jawab Nando, kemudian menyedot sedikit air es-nya.

"Hehe. Aduh, gimana ya Pak, saya malah nggak enak kalo harus bicara informal sama anda."

"Mulai sekarang jangan bicara formal lagi sama gue, kalo nggak..."

"Kalo nggak apa, pak?"

"Gue hukum."

Mata Arsyi membola, apa apaan Nando ini, dia mau menghukum Arsyi kalau Arsyi bicara formal, bukannya kebalik?

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang