Khomsah wa tsalatsuuna[35]

2.1K 187 24
                                    

Arsyi memeriksa ponselnya sekali lagi, berharap ada balasan chat dari teman temannya. Hari ini, hari libur Arsyi kerja, dan kabar baiknya adalah Sekar yang tiba tiba pulang ke Indonesia, padahal Sekar bilangnya masih lama balik, tau taunya malah semalem udah minta jemput Dimas di Bandara.

Hari ini Sekar meminta Arsyi dan Wulan untuk berkumpul di Cafe biasa mereka ketemu, Sekar pasti sangat merindukan dua sahabat kocaknya itu. Arsyi berencana mengajak Maya juga disini, namun chatnya belum kunjung dibalas.

"Mereka kok belom pada datang sih, mana perut gue mual banget lagi," gerutu Arsyi sebal. Arsyi jadi teringat terus ucapan Dimas yang menyangka bahwa mualnya Arsyi karena hamil.

"Syi."

"Kok lo nggak bales chat gue sih May," ucap Arsyi sebal saat Maya baru saja tiba.

"Ya maap, tadi masih di jalan, gue nggak pake mobil, gue naik ojol barusan. Gue takut kalo main hp di atas motor," jelas Maya seraya merapihkan rambut sepundaknya, rambutnya jadi berantakan karena memakai helm.

"Pesan minum dulu gih, gue udah habis segelas nih," ucap Arsyi seraya menunjuk gelasnya yang kosong.

"Oki doki. Eh btw, temen temen lo belum pada dateng juga?" tanya Maya seraya memilih menu minuman yang ingin dia pesan, memanggil waiter kemudian menyerahkan kertas pesanan.

"Belom, gatau mereka lama banget ih," jawab Arsyi kesal, lagi lagi memeriksa ponselnya.

"Assalamualaikum, Ibu persit idaman para lelaki sholeh," salam mereka heboh. Siapa lagi jika bukan Sekar dan Wulan.

"Ya Allah, ini jam berapa neng? lo pada bedakan dulu atau bikin bedak?" tanya Arsyi sewot.

"Ya mon maap, calon menantu raja Arab ini emang kalo dandan harus lama," balas Sekar, dia menarik kursi untuk dia duduki.

"Perasaan pacar lo orang korea deh, kenapa jadi pindah haluan ke Arab?" Wulan bertanya tanya, dahinya menampilkan kerutan heran.

"Pacar gue kan anak angkatnya raja Arab, dia tetap orang korea, bapak angkatnya doang yang Arab," ujar Sekar tergelak. Maya hanya menyimak dua gadis yang sedang memperdebatkan Raja Arab itu.

"Jangan ngadi ngadi lo Jubaedah, nggak ada sejarahnya Raja Arab punya anak angkat orang korea. Gue juga bisa, kalo gitu, asal lo tau, selama ini tuh ternyata Mas Bangga itu kakak angkatnya Jungkook BTS," celoteh Arsyi ngawur. Ada ada saja si Sekar, bagaimana tidak gemas untuk membalas gurauannya, jika gurauan Sekar sangat ngelantur.

"Nangis anjrit," ucap Wulan tergelak sampai bahunya naik turun saking kerasnya tertawa.

"Ngakak woi, ngakak! sejak kapan ngakak jadi nangis?" Sekar tidak kalah terpingkalnya.

"Maksud gue, gue ngakak sampe nangis, gitu loh," celetuk Wulan.

"Ngeles ae lo, Jaenab." Arsyi menampol lengan Wulan keras sampai pemiliknya mengadu kesakitan.

Maya yang sedari tadi jadi penontonpun ikut tertawa menyaksikan gurauan garing mereka.

"Oiya, nama lo siapa? cantik banget ih," tanya Sekar kepada Maya yang tengah menyeka ujung matanya yang berair karena kebanyakan tertawa. Kebiasaan Sekar, dia tidak bisa menyembunyikan penilaiannya terhadap seseorang, dia terlalu blak blakan dan jujur. Jika Sekar merasa orang itu pintar maka dia akan bilang pintar, jika orang itu jorok maka Sekar akan bilang jorok. Selalu begitu, seperti barusan saja, Sekar jujur dengan mengatakan bahwa Maya cantik.

"Bisa aja lo, jadi malu gue," ucap Maya tersenyum.

"Iya, nama lo siapa?" tambah Wulan.

"Gue Maya, teman kerja Arsyi," jawab Maya seraya mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Sekar dan Wulan bergantian.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang