Tis'ata A'syaroh [19]

4.6K 216 3
                                    

Malam ini Arsyi dan Bangga akan mengunjungi Abdullah dan Halimah. Arsyi yang terus merengek kepada Bangga untuk mengunjungi orang tuanya--- membuat Bangga tidak tega. Arsyi dan Bangga juga merencanakan untuk berkunjung ke rumah Amelia dan Wira orang tua Bangga---sepulang dari rumah Abdullah, kebetulan Wira sedang free bertugas.

Arsyi menaut dirinya di depan cermin besar yang berada di dalam kamar. Arsyi mengenakan Kemeja berwarna Abu abu, lengkap dengan Auternya, mengenakan celana Kulot, dan tidak lupa jilbab yang senada.

Bangga yang menunggu Arsyi selesai berdandan---duduk di bibir ranjang seraya memerhatikan istrinya lekat. Bangga menunggu hasil berdandan Arsyi. Selama Bangga mengenal Arsyi, Bangga belum pernah melihat Arsyi berdandan walaupun sekedar memakai lipstik kecuali saat pernikahan mereka.

"Mas ngapain liatin Aku terus?" tanya Arsyi, pandangannya tak lepas dari cermin.

"Nggak boleh ya liatin istrinya?" balik tanya Bangga. Bangga bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Arsyi.

"Ya boleh si, hehe." Arsyi tersenyum garing.

Arsyi meletakkan Lipstik di tempat yang sudah tersedia, kemudian merapihkan Jilbab pasmina yang membalut kepalanya. Arsyi menangkap bayang Bangga di cermin, suaminya itu sudah berada di belakangnya sekarang.

"Kenapa, Aku cantik?" tanya Arsyi bergurau, mencoba mengusir kegugupannya karena suaminya itu terus menatapnya.

"Hm, cantik sekali," jawab Bangga yang sekarang malah memeluk Arsyi dari belakang.

Arsyi menjengit, walaupun Arsyi dan Bangga sudah sering berpelukan akhir akhir ini, namun Arsyi tetap merasa gugup dan jantungnya yang tidak bisa berhenti senam.

"Apaan sih Mas, kita mau pergi loh ini," ucap Arsyi seraya mencoba melepas tangan Bangga yang melingkar di perutnya.

"Memang kenapa kalau mau pergi?"

"ntar telat lah."

Bangga terkekeh mendengar jawaban dari istrinya. Akhirnya Bangga melepas tangannya yang sedari tadi melingkar di perut Arsyi, tidak ada habisnya jika menuruti kata hati untuk mesra mesraan bersama istri, yang ada, rencana pergi ke rumah mertua dan orang tua gagal gara gara terlarut dalam kemesraan.

"Yaudah yuk berangkat." Bangga keluar kamar setelah mengambil kontak Mobil yang dia simpan di nakas samping tempat tidur, sedangkan Arsyi kelabakan karena mencari tas selempangnya, dia lupa menaruhnya dimana.

"Astaghfirullah, diaman sih Tasnya, perasaan tadi di atas ranjang deh," celoteh Arsyi tidak karuan seraya mencari ke setiap sudut kamarnya.

"Ya Allah, Ya Rasulallah!" Arsyi menepuk jidatnya dan menertawakan dirinya sendiri saat menemukan Tas selempangnya berada di atas Meja rias. Padahal Arsyi baru saja duduk di kursinya, bagaimana bisa Arsyi tidak melihat Tas itu, padahal Tas itu berada di depannya.

"Arsyi," panggil Bangga dari luar, sepertinya Arsyi kelamaan mencari Tasnya.

"Iya Mas bentar, Arsyi mau ambil Cumi kering dulu di dapur!" teriak Arsyi yang kini lari larian menuju dapur untuk mengambil Cumi kering, makanan kesukaan Halimah.

Setelah Arsyi selesai mengambil Cumi Kering yang sudah dia masak sore tadi menjadi Cumi kering asam manis, Arsyi berlari keluar rumah, mengunci pintu, kemudian masuk ke dalam Mobil yang di dalamnya sudah ada Bangga yang menunggu.

"Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Bangga seraya menatap barang barang yang istrinya bawa.

"Engga kok Mas," jawab Arsyi seraya menutup pintu Mobil.
Setelah mereka pastikan bahwa tidak ada barang tertinggal, Bangga melajukan Mobilnya membelah jalanan menuju rumah Mertuanya.

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang