Samaniah [8]

4.2K 262 11
                                    

Arsyi sedang berada di meja makan sekarang. Bersama Abah, Ibu, dan juga kakak laki lakinya Dimas. Mereka sekeluarga sedang melakukan makan malam bersama seperti biasanya.

Kling

Ponsel Arsyi yang tergeletak disamping piring Arsyi berbunyi, namun Arsyi lebih memilih mengabaikannya karena dia sedang melaksanakan makan malam, dan lagi ada Abdullah Abahnya, maka akan sangat tidak sopan jika Arsyi memilih mengecek ponselnya.

Kling

Lagi. Arsyi masih tetap melanjutkan makan.

Kling

Lagi. Lirikan mata Abdullah terlihat jengah kearah Arsyi. Begitu juga Halimah Ibunya.

Kling

Kling

Lagi, lagi, dan lagi.

"Cek dulu dek. Berisik tauk, kalo malas ngecek mending disilent" Seru Dimas dengan muka kesalnya.

"Iya iya Bang. Elah, gitu aja sewot." Balas Arsyi dengan memilih mengecek notif yang masuk sedari tadi. Ternyata notif itu dari Bangga yang ngeyel ingin melakulan video call bersama Arsyi. Dia bilang bahwa sinyal disana sedang lancar.

Dek Arsyi: Bentar mas

Arsyi membalas pesan Bangga singkat. Arsyi takut karena Abdullah sudah memelototinya sedari tadi.

"Penting nggak?" Tanya Halimah seraya menuangkan air kedalam gelas milik Abdullah.

"Enggak penting kok bu." Jawab Arsyi dengan nyengir.

"Oiya Bu, Bah. Arsyi lolos SNMPTN." Ujar Arsyi memberitahu keberhasilannya kali ini. Abdullah yang semula memasang wajah garang kini berubah menjadi wajah yang berbinar.

"Alhamdulillah..." ucap syukur dari Halimah atas apa yang anak bungsunya raih.

"Songong banget, padahal cuma lolos gituan, Abang juga bisa." Cibir Dimas yang notabenenya memang suka membuat Arsyi dongkol. Dimas dengan mulut penuh nasi melirik menyombongkan diri kearah Arsyi, Dimas juga sesekali menyeringai dan itu sukses membuat Arsyi ingin menampol kepalanya yang kek batu itu.

"Suka suka gue lah, masalah lo apa sih Bang sama gue?" Tanya Arsyi dengan nada yang naik beberapa oktaf. Masa bodo dengan Abdullah yang mulai malas melihat Arsyi dan Dimas yang membuka pertengkaran.

"Songong. Udah deh pokoknya lo songong." Seru Dimas dengan wajah yang sungguh ingin Arsyi acak acak.

"Eh Bang jaga ya omongan lo. Gue selepet Mriyang lo."

"Eh durhaka lo sama Abang ndiri maen selepet selepetan."

"Bodo amat, orang lo nya aja gitu Bang."

"Eh, gini gini gue dulu yang nyebokin elo."

"Nggak adil lo Bang bahas bahas dulu."

Arsyi menoyor kepala Dimas yang ada disampingnya.

"Eh Arsyi nggak sopan kayak gitu ke Abang." Nasehat Halimah dengan memberi tatapan memperingatkan.

Dimas yang merasa dibela menjulurkan lidahnya kearah Arsyi, dengan maksud yang tidak lain adalah untuk mengejek Arsyi.

"Iya Bu Maaf." Ucap Arsyi.

"Minta maaf sama Abang juga." Perintah Abdullah yang sedari tadi diam. Arsyi langsung mengulurkan tangan untuk menyalimi Dimas. Namun yang terjadi malah Dimas menjulurkan lidahnya lagi dan tidak mau menerima uluran tangan dari Arsyi. Arsyi geram.

"Lama lama gue tarik lidah lo Bang, buat tali jemuran lumayan." Ujar Arsyi ngawur dan di lupa bahwa dia sedang bersama Abdullah dan juga Halimah.

" E eh, kurang ajar nih adek satu."

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang