Wahid wa Tsalaatsuuna [31]

2.9K 216 42
                                    

Aku mau nanya dong, ntar di jawab ya 🤗
Kalian kalo baca Mas Bangga, yang kalian bayangin tokoh siapa sih?
∆Bangga : ...
Arsyi : ...
∆Lestari: ...
∆Dimas: ...
∆Nando: ...
∆Maya: ...
∆ Sekar: ...
∆ Wulan: ...
Aku tunggu jawabannya di kolom komentar🤗

"Curang!" ucap Arsyi malu malu, bercampur sebal, tapi juga senang. Entahlah, rasanya beraneka ragam sekali.

Bangga hanya tertawa, lebih tepatnya tawa kemenangan.

"Curang dari mananya, hem?" tanya Bangga, merangkul pundak Arsyi yang ogah ogahan karena sebal.

"Tadi yang bilang mau cium kan aku, kenapa Mas malah cium duluan!" galak Arsyi seraya memanyunkan bibirnya yang sekarang sudah mirip seperti bebek, tidak lupa memukul kecil lengan Bangga.

"Yaudah ulang, kamu yang cium duluan," ucap Bangga diiringi kekehannya.

"Ngga mau ah, sebel!" Arsyi manyun lagi, dan itu membuat Bangga gemas. Sungguh, perilaku Arsyi saat ini mengundang untuk dicium.

"Jangan manyun gitu dong, cium nih," ujar Bangga, membalas ucapan Arsyi beberapa menit yang lalu.

"Gamao!" Arsyi menutup mulutnya menggunakan telapak tangan supaya Bangga tidak bisa menciumnya, dan...

Cup

Bibir Bangga malah mendarat di kening Arsyi, kemudian lelaki tegap itu mengusak rambut Arsyi gemas.

"Kan curang lagi," cicit Arsyi memelankan suaranya.

Bangga terkekeh kembali, sungguh gemas sekali rasanya melihat istrinya berekspresi sebal seperti itu. Kemudian Bangga memeluk gemas tubuh Arsyi, dan Arsyi tidak menolak karena itu sangat nyaman dan hangat.

"Kayaknya besok kamu harus nginep di rumah Mama deh selama Tiga bulan," ucap Bangga tiba tiba.
Mata Arsyi membola, terkejut dan sungguh sangat terkejut. Arsyi melepaskan pelukan suaminya kemudian menatap tajam kearah suaminya. Bayangan bayangan yang Arsyi takutkan mulai berkeliaran di pikirannya.

"Kok gitu?" tanya Arsyi kaget.

"Mas ada pelatihan di luar kota selama tiga bulan," ucap Bangga, suaranya memelan berusaha membuat Arsyi mengerti.

"Besok?"

"Iya, maaf karena mendadak."

"Tiga bulan itu lama Mas," cicit Arsyi. Air mata yang sejak tadi mengambang mulai luruh. Padahal baru saja mereka bermesra mesraan dan besok malah harus berpisah.

"Iya sayang Mas tau, tapi gimana lagi?" jawab Bangga, tangannya bergerak untuk menyelipkan sedikit rambut Arsyi ke belakang telinga.

"Mas kenapa ngga bilang dari kemarin?" tagih Arsyi sesenggukan.

"Mas saja baru tau tadi siang sayang, waktu Mas datang ke tempat kerjamu itu," balas Bangga menatap nanar istrinya. Istrinya menangis, dan Bangga tidak suka itu, Bangga tidak mau istrinya menangis.

"Jangan nangis dong, ntar Mas berat mau ninggalin kamu."

"Biarin, biar ngga pergi!"

MAS BANGGA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang