Akhir pekan yang ditunggu telah tiba, Lucas menyisir rambutnya yang kelimis kebelakang. Bersiul sambil menatap pantulan diri di cermin. Berkali-kali ia terus membenarkan jas yang melekat pada tubuhnya.
"Huuft"
Lucas membuang nafas dalam-dalam demi menenangkan rasa gugupnya untuk bertemu dengan keluarga Yongjin. Rasa khawatir akan penolakan menguasai pikirannya. Ia melirik jam tangan dan bergegas mengambil kunci mobil menuju garasi. Setidaknya berangkat tiga puluh menit lebih awal dari jam janjian bukan masalah untuknya.
Saat ia membuka pintu kemudi, dari kursi penumpang Ten sudah dulu duduk sambil menutup pintu.
"Lahh ngapain ikut?." tanya Lucas.
"Anterin gue dulu." jawab Ten sambil membenarkan kaca mata hitamnya.
"Kemana?."
"Les privatlah." jawab Ten.
"Tumben gak rapi?." tanya Lucas melihat pempilan Ten yang memakai sweter abu-abu dan celana hitam panjang.
"Gini aja dah ganteng gue. Cuma satu biji doang, ngak kaya kemarin." sahut Ten saat Lucas mulai menjalankan mobilnya.
"Ciyee elahh.. Si Cerry yaa Bang. Rumahnya dimana?." tanya Lucas.
"Ngak tahu."
"Kok ngak tahu?."
"Mana gue tahu janjiannya bukan di rumahnya."
"Terus?."
"Nihh ikutin arah map." jawab Ten memperlihatkan ponselnya.
"Ribet amat." gerutu Lucas.
"Yakin loh.. Kesana ngak bawa apa-apa?." tanya Ten.
"Emang harus bawa apa? Bawa diri aja udah cukup." jawab Lucas.
"Heh.. Ngak ada kreatifnya jadi human."
"Yaa terus? Bawa bunga sama coklat gitu? Apa sekalian bawa mahar?."
"Yaa jangan, hati anaknya kan udah di elo. Kurang Baba sama Mamanya. Pikir dong apa gitu buat mereka."
"Ngak sempet beli bang. Keburu telat ntar."
"Elah luu. Dibilangiin orang tua juga."
V
.
.
.
"Papa... Winiee laper." gerutu Winiee sambil memegang perutnya, Winwin mengaruk tengkuknya sendiri. Ia juga lapar tapi kamarnya belum kunjung terbuka juga. Kulkas hanya ada makanan ringan saja.
Ara masih belum bangun, mana mungkin ia berani menganggu istrinya yang masih tidur. Yangyang juga menginap di rumah Hana, bagaimana dengan membuat sarapan.
"Papa..." gerutu Winiee terus menarik celana pendek Winwin hingga melorot.
"Aduhh Winiee." gerutu Winwin menarik celananya kembali dan menggendong Winiee.
"Kita pesen makanan aja yaa.. Winiee sabar sebentar. Okey." ucap Winwin meraih ponselnya, menekan tombol panggil ke Baba Food, tentu saja restoran Kun.
"Yaa Hallo. Yaa yaaa... Tolong kirim cepat. Apartemen lantai 7 nomor 1027. Terimakasih." tutup Winwin.
"Papa pesan apa?."
"Ayam goreng, nasi goreng, nasi putih, Sup, mie goreng, telur juga, sayur, bubur untuk mama. Udah cuma itu, Winiee mau lagi?." tanya Winwin yang mendapat gelengan putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME after YOU [WAY V]✅
FanficSetelah aku bertemu denganmu. Kebetulan disengaja atau sengaja kebetulan?... entahlah winwin juga tidak tahu. Winwin Kun Ten Lukas Hendery Xiaojun Yangyang Renjun Chenle Yuta Ara & Hana Let's Winwin...