51 Horizon?

182 19 0
                                    

"Papaaaa." gerutu Winiee setelah menyelesaikan sarapan.

Sebulan setelah kenaikan pangkat Winwin mereka masih menetap di Apartemen. Rumah mereka belum juga selesai dibangun, Winwin baru membeli tanahnya.

"Apa sayangku?." Tanya Winwin sambil mengelus lembut surai hitam panjang itu.

"Libur semester sudah tiba. Tapi Papa harus bertugas di luar kota. Winiee sendiri donk." gerutu Winiee dengan puppy eyes andalannya.

"Papa cuma seminggu kok." jawab Winwin.

"Aaaaaaaa."

"Jangan ketawa."

"Ini nangis Papa." sahut Winiee.

"Gemes ihh." sahut Winwin mencubit pipi gembul itu.

"Mau berangkat sekarang?." tanya Ara dari pintu kamar membawa koper keperluan Winwin. Belum sempat menjawab Winwin mendapat panggilan telepon dari Renjun.

"Bentar-bentar." saru Winwin, Ara hanya mengangguk.

"Hallo Renjun. Baiklah. Siap. Terimakasih." jawab Winwin menutup sambungan itu, kembali menatap Ara dan Winiee bergantian.

"Apa?."

"Pertemuan para petinggi kali ini, mereka boleh membawa keluarga." jelas Winwin.

"Lalu?." tanya Ara.

"Cepat kemasi barangmu dan Winiee."

"Apa tidak menganggu?." tanya Ara.

"Kau tega melihat suamimu sendirian di pertemuan itu. Apa kata mereka... Wahhh polisi Dong Si Cheng memilih untuk sendiri,  apa jangan-jangan dia punya simpanan."

"Yakk.... Dong Si Cheng."

"Sudah cepat sana. Winiee ayo, Papa yang ganti bajunya." ajak Winwin tanpa peduli omelan Ara mendorong Winiee masuk ke dalam kamar.

V
.


.

"Behhh wanginyaaa, kemana Bang?." tanya Lucas, mendapati Ten dengan pakaian rapinya.

"Keluar. Jangan lupa kasih makan anak-anak nanti." sahut Ten bergegas keluar rumah, berjalan menuju trotoar.

"Taksi!." seru Ten melambai, ia buru-buru masuk ke dalam dan bersandar pada jok belakang.

"V Senior High School." ucap Ten pada sang sopir.

"Baik." jawab sang sopir laki-laki bertubuh gempal itu, sedari tadi ia terus memperhatikan Ten yang tengah bermain ponsel dari kaca kecil di depannya. Tatapan itu sempat beradu namun sang sopir berpura-pura untuk berpaling.

"Berhenti disini saja." seru Ten.

"Tapi belum sam-."

"Saya ingin berhenti di sini." jawab Ten, segera keluar dari Taksi setelah mobil itu menepi.

.

.

Cerry berjalan menuju rumah Ten sesekali memeriksa isi tasnya.

"Kanvas, kuas, penggaris, pewarna." gumamnya.

"Permisi!."

"Masuk aja." sahut Ten dari belakang gadis itu, sambil membawa kantong sayuran.

Cerry yang melihat tangan Ten penuh dengan barang, membuka pintu utama. Mempersilahkan tuan rumah masuk lebih dulu.

"Kenapa tidak dikunci?." tanya Cerry kembali menutup pintunya.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang