26 Hendery?

566 56 2
                                    

Hendery duduk dengan angkuh di depan meja penyeledikan setelah mendapat surat panggilan yang tidak jelas menurutnya.

Winwin terus mengamati perilaku orang di depannya itu.

"Sudah saya bilang, saya tidak ada hubungannya dengan wanita itu, hanya sebatas karyawan dan atasan tidak lebih."

"Ada banyak bekas jejak telephone anda diponsel wanita itu. Dan anda juga yang terakhir kali menghubunginya."

"Benar, saya akui itu. Saya menghubunginya hanya untuk membahas pekerjaan. Bukankah seorang polisi itu pelindung bagi warga negaranya?."

"Yaa betul."

"Tapi kenapa saya diperlakukan seakan saya yang salah disini?." tanya Hendery.

"Anda jangan salah sangka, kami hanya memenuhi prosedur."

"Prosedur apannya? Mengganggu waktu saja!." gerutu Hendery hendak melangkah keluar tapi pintunya masih terkunci, Hendery terus berusaha mendobraknya.

"Sial." umpat Hendery.

"Maaf, anda tidak boleh meninggalkan tempat ini. Sebelum sesi tanya jawab usai."

"Aku tidak peduli, cepat keluarkan aku!." teriak Hendery.

"Bukankah sikap anda yang seperti ini patut untuk dicurigai Tuan Hendery?." tanya Winwin.

"Hah?."

V

"Winiee, David. Kalian masih menunggu orang tua kalian?." tanya Minji saat melihat dua anak itu masih bermain di taman.

Kadang mereka bertengkar kadang main sama-sama, itulah anak-anak.

"Iyaa Bu Guru." jawab Winiee.

"Kata Papa tadi mau jemput Bu Guru." jawab David.

"Ohh begitu? Kalian main disini saja yaa. Jangan main ke jalan okey." ucap Minji.

"Baik Bu Guru." jawab keduanya.

"Awas jangan bertengkar." ucap Minji dan meninggalkan mereka untuk Ruang Guru.

"David, mau ngak?." tawar Winiee, mengeluarkan beberapa premen di kantungnya.

"Mau donk." jawab David dan merampas semua premen ditangan maupun yang masih di kantong Winiee.

"David! Kok diambil semua. Aku juga mau." gerutu Winiee hendak merebut kembali premen ditangan David tapi bocah itu terus menghindar.

Winiee terus menarik baju David, sedangkan David terus berusaha maju ke depan. Hingga keduanya saling tarik menarik.

"Lepas Winiee!."

"Tidak mau!."

"Winiee?."

Panggil Ara membuat Winiee melepas tiba-tiba baju David, David yang jatuh kedepan segera ara tangkap.

Sedangkan tubuh mungil winiee juga ditahan seseorang. Winiee mendongak dan tersenyum, saat tahu siapa yang menolongnya.

"Paman Hely?." ucap Winiee.

Ara yang masih mendekap David menatap siapa yang kini bersama putrinya, begitu juga Hendery. Keduanya hanya diam saling terkejut satu sama lain.

"Papa."

David melepas pelukan Ara dan berlari ke arah Hendery begitu juga dengan Winiee yang kini mengandeng tangan mamanya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar Ara?." tanya Hendery.

"Ee-."

"Mama kenal Paman Hely?." tanya Winiee.

"Paman Hely? Jadi ini Paman Hely yang Winiee maksud?." tanya Ara yang diangguki gadis kecil itu.

.

.

.

Ara dan Hendery masih duduk di taman, sambil menunggu anak-anak yang masih bermain.

Sedari tadi mereka hanya duduk dengan canggung, tak lagi seperti dulu yang terus menempel.

Ara masih ingat bagiamana dia menyukai laki-laki disampingnya itu.

Rasa kecewa tentu ada karena hendery memilih pergi dari hidupnya, tapi kenapa takdir mempertemukan mereka kembali disaat mereka sudah memiliki kehidupan yang baru.

"Winiee sangat mirip denganmu." ucap Hendery membuat Ara menoleh.

"Hemm?."

"Winiee, mirip denganmu. Pemberani dan tidak mau kalah." ucap Hendery tanpa menoleh ke arah Ara.

Ara masih mencerna ucapan Hendery, sambil menatap poni panjang hendery yang tersapu angin, dan itu masih indah sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah, hanya wajah yang semakin dewasa.

"Aku tidak menyangka, kita akan bertemu lagi. Apa kau sudah bahagia dengan hidupmu sekarang?." tanya Hendery menoleh ke arah Ara yang terus diam.

Ara memilih untuk menunduk, "Tentu saja aku bahagia, bagaimana dengan dirimu? Setelah kau pergi-."

"Aku datang ke persidanganmu waktu itu, aku juga yang memberi tahu Bang Ten dan Lucas. Aku minta maaf seharusnya aku menemuimu waktu itu, bukannya pergi." jelas Hendery.

"Tak apa, bukannya sekarang tidak berpengaruh apa-apa." jawab Ara.

"Mungkin bagimu dan Lucas semua baik-baik saja sekarang."

"Lucas?."

"Yaa, aku sudah bertemu dengannya kemarin."

"Lalu apa maksudmu? Memang sudah lebih baik sekarang, aku dengan kehidupanku dan kau dengan kehidupanmu."

"Aku masih menyesal. Aku mohon maafkan aku." jelas Hendery sambil mengenggam tangan Ara erat dan menatap lekat mata ibu anak satu itu.

TBC











Salam kalem dari Aa Aheng😌

Salam kalem dari Aa Aheng😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang