18 MAAF?

846 107 0
                                    

Setelah dua hari, Kun sudah diperbolehkan pulang. Ia sudah sangat sehat.

Hari ini ia akan memberikan penjelasan atas penculikan yang menimpa dirinya, serta penyidikan terhadap Ara, sedangkan Yuri gadis itu masih terbaring di ranjang rumah sakit, jadi pihak polisi melakukannya di rumah sakit.

Kun kini duduk di dalam ruangan penyidikan hanya Kun dan Winwin di ruangan itu.

Hana dan Yangyang menyaksikan mereka dibalik layar monitor dengan Pak Yuta.

Kun menjawab dengan jelas pertanyaan yang Winwin ajukan padanya. Ia juga menjawab pertanyaan mengenai Ara, orang yang ditugaskan untuk menculiknya, Kun bilang jika hanya ara yang terlibat tidak ada orang lain.

Flash back on.

Ara segera masuk saat pertengkaran itu semakin memuncak, Kun tampak berusaha membebaskan ikatan pada kursinya hingga ia berteriak kencang dihadapan Yuri.

Jika dirinya tetap tidak akan mendatangani dokumen itu.

Saat itu juga sambungan telephone Ara dan Hana terputus. Ara melawan dua pengawal yonna dengan beringas, hingga membuat penjaga itu pingsan.

Kun tidak bisa melakukan apapun karena masih di ikat.

Yuri yang ketakutan melihat Ara, hendak berlari dari sana, namun Ara lebih dulu menjambak gadis itu hingga detik berikutnya Ara meraih vas bunga yang ada disana dan memukul tepat di kelapa Yuri, hingga gadis itu pingsan tepat dihadapan Kun dengan kepala bersimbah darah.

"Kau? Monster?." tanya Kun saat arqa melepas ikatan tali pada tubuhnya.

Kun masih ingat gadis itu yang membawanya malam itu.

Ara hanya hanya terdiam, dan terus melepas ikatan itu, hingga ikatan itu terlepas.

Plakkk!

Kun menampar Ara.

"Cihh, lo merusak wajah cantik gue, bung." ucap Ara dan tersenyum. Kun menyerit melihatnya, gadis itu tidak marah sama sekali, apa gadis ini benar-benar ingin menolongnya.

"Elo, diam di sini. Hana dan Winwin pasti akan menjemputmu." ucap Ara.

"Hana? Winwin? Kau mengenal mereka?." tanya Kun.

"Yaa, gue kenal mereka. Gue minta maaf sama elo, gue janji bakal ngebalikin elo sama Hana dan ngak bakal mengusik kehidupan elo dan Hana lagi, tapi gue punya syarat untuk itu, jika nanti polisi meminta penjelasan, lo jangan bawa-bawa abang sama adek gue. Cukup gue aja. Guee,, guee,, mohon sama elo." mohon Ara.

"Baiklah, aku tidak akan menyeret nama lain nanti dan terima kasih." ucap Kun yang hanya dibalas anggukan Ara dan pergi dari ruangan itu, hingga beberapa menit kemudian Hana dan Winwin menemukannya.

Flash back off.

V

Ara kini meringkuk di dalam selnya, ia menginggat semua kejadian malam itu, yang ia khawatirkan saat ini hanya Ten, Lucas dan Hendery, semoga saja Kun menepati janjinya.

"Nonna Ara, sekarang giliranmu."

Renjun mengiring Ara ke tempat itu, saat akan memasuki tempat itu Ara berpapasan dengan Hana, Kun dan Yangyang juga.

Kun, Hana dan Yangyang hanya terdiam tapi raut wajah mereka sulit diartikan.

"Maafin gue." bisik Ara yang masih dapat didengar mereka.

Ara memasuki ruangan itu, tampak Winwin sudah menunggunya dengan duduk tegap di tempatnya.

Saat mata mereka bertemu, rasanya Ara ingin menangis lagi, tapi hal itu harus ia tahan, ia tidak akan merusak citra Winwin sebagai polisi senior disini.

"Silahkan duduk." perintah Winwin.

Ara duduk di tempatnya, hening tidak ada yang Winwin pertanyakan pada gadis di hadapannya itu, tenggorokannya seperti tercekat tidak mampu berkata apapun.

Dari luar saat menatap layar monitor Hana tahu, Winwin dalam masa sulit sekarang.

Ia membungkukan badannya pada mic di depan Yuta, yang bisanya digunakan untuk memberi intruksi dari luar.

"Pak Winwin, bisa anda mulai." ucap Hana, membuat Winwin tersentak, Ia mulai menenangkan dirinya dan menatap gadis di depanya itu dan mulai memberikan banyak pertanyaan padanya.

"Apakah betul, saudara yang melakukan penculikan terhadap tuan wkun?." tanya Winwin.

"Yaa, saya melakukannya karena perintah Yuri. Saya mengakui kejahatan yang saya lakukan." jawab Ara.

"Apa tujuan anda mau melakakan hal itu?." tanya Winwin kembali.

"Uang, saya sangat membutuhkan itu." jawab Ara kembali.

"Menurut laporan yang saya terima, selain anda melakukan penculikan Kun, ada sering melakukan pemalakan serta menganiaya korban anda, apakah itu benar?." tanya Winwin.

"Yaa, saya memang melakukannya." jujur Ara lagi.

"Lalu dimana teman-teman anda sekarang?." tanya Winwin.

"Mereka bukan teman saya. Mereka sengaja saya paksa untuk ikut dengan saya, mereka juga korban sama seperti yang saya aniyaya." bohong Ara, ia tak mungkin membicarakan Ten, Lucas dan Hendery disini.

"Baiklah, terimakasih. Anda sudah mengakui semua perbuatan anda, itu akan memudahkan hakim untuk menjatuhkan hukuman pada saudara Ara. Anda hanya cukup menunggu persidangan yang akan anda jalani." ucap Winwin.

"Yaa." jawab Ara.

"Baiklah Pak Winwin, sesi intrograsi selesai silahkan meninggalkan ruangan." ucap Yuta yang mengema di ruangan itu.

Winwin belum beranjak dari tempatnya ia masih menatap Ara begitupun sebaliknya, mereka saling menyalurkan rasa sakit di hati masing-masing lewat tatapan itu.

"Ayo, Nona Ara. Anda harus kembali." ajak Renjun, dan tunduk hormat pada Winwin saat meninggalkan ruangan itu dengan Ara.

V

Setelah acara itu usai, Kun, Hana dan Yangyang memutuskan untuk menjenguk Ara, mereka menunggu Renjun membawa Ara ke tempat itu.

"Haii." sapa Ara saat duduk di depan mereka, mereka diberikan sekat berupa kaca dengan lubang kecil di bagian meja.

"Hai Ara, bagimana kabarmu?." tanya Hana, Ara hanya terdiam dan tersenyum.

"Ahh, maaf seharusnya bukan kata itu yang harus aku tanyakan padamu." ucap Hana.

"Tidak masalah, gue ngerti." jawab Ara.

"Ohh,yaa aku membawa mereka berdua, aku ingin mengenalkan mereka padamu secara langsung, kalau Kun tak usah di bicarakan. Kau sudah mengenalnya bukan? Tanya Hana yang diangguki Ara.

"Nahh, yang terpenting saat ini adalah Yangyang. Dia sudah besar bukan? Dia sudah bisa melindungimu sekarang. Ayo Yanyang sapa nonnamu, apa kau tidak merindukannya?." tanya Hana pada ayangyang yang sedari tadi hanya menatap Ara tak percaya.

"Yangyang,, tampan sekarang. Hana pasti merawatmu dengan baik tidak sepertiku, maafin gue yaa." ucap Ara.

Saat menatap adik kandungnya itu, Yangyang mengengam tangan Ara lewat lubang kecil kaca itu, ia mengusapnya perlahan dan tersenyum, matanya tampak berkaca-kaca.

"Yangyang rindu nonna." ucap Yangyang mampu membuat Ara menangis.

Hana juga merasakan panas disudut matanya, ia mengibas-ibaskan tangannya untuk tidak ikut menangis.

"Aigooo,, drama keluarga ini." guman Hana, Kun yang ada disampingnya mengusap pundak Hana dengan lembut.

"Ara." panggil Kun, saat suasana kembali normal.

"Yaa, ada apa?." tanya Ara.

"Aku tidak akan menuntutmu di persidangan, aku hanya akan menuntut Yuri. Jadi hukumanmu akan sedikit lebih ringan." ucap Kun, membuat Hana tersenyum senang, begitu juga dengan ara.

"Terima kasih, sekali lagi maaf." balas ara.

TBC
👇

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang