Setelan jas yang begitu rapi, mendadak tak beraturan. Setelah makan malam dengan keluarga Yongjin, Lucas harus beradu catur dengan calon mertua. Mungkin.
Lucas sama sekali tidak pandai bermain dengan tenang berbeda sekali dengan lawannya. "Sekak! Kau kalah." Ucap Paman Huang, membuat Lucas frustrasi untuk ke tiga kalinya.
"Akhh... Sampai kapanpun. Aku tidak akan bisa menang." Ucap Lucas.
"Tentu bisa. Kau harus mengenali musuhmu dan jangan sampai lengah lagi." Jelas Paman Huang lalu menyeruput teh hangatnya.
"Anda benar. Seharusnya saya lebih hati-hati." Jawab Lucas sambil membereskan buah catur yang berserakan.
"Lucas ada yang ingin paman sampaikan. Tapi bukan masalah hubunganmu dengan Yongjin." Ucap Paman Huang serius, ia memberikan selembar foto keluarga padanya.
"Apa kau mengingatnya? Maafkan paman meninggalkanmu malam itu? Paman sudah mencoba mencarimu kembali ke tempat itu, tapi paman tidak bisa menemukanmu. Maafkan paman... Paman tidak bisa menolong keluargamu. Wong Yukhei."
Wong Yukhei?
Panggilan nama itu mendadak membuat telinga Lucas berdenging, kepalanya begitu nyeri jadi selama ini yang ia lihat di mimpi adalah kilas baliknya. Sungguh ia sangat menantikan dirinya ingat kembali, tapi kenapa harus kenyataan pahit kembali yang muncul. Apa mungkin Lucas memang ditakdirkan untuk tidak pernah bahagia?.
"Lucas? Lucas!."
Dengingan bercampur dengan teriakan Yongjin, membuatnya tersenyum sekilas. Setidaknya ada yang membuatnya kini menjadi lebih baik daripada suara denging yang tidak jelas itu. Hingga ia jatuh pingsan.
.
.
"Baiklah... Aku izinkan dia menginap disana. Akan repot memindahkan kingkong itu. Yaa... Maaf sudah membuatmu repot." Ucap Ara setelah menutup teleponnya.
"Hah... Anakku baru satu kenapa rasanya punya empat." Gerutu Ara sambil memegangi keningnya, kembali duduk di depan televisi.
"Yang tiga siapa Ma?." Tanya Winiee.
"Uncle Tenny, Om Kingkong dan Paman Yangyang." Ucap Ara sambil menunjuk mereka yang ada di depannya.
"Ahhh... Bahkan aku tidak mau punya kakak seperti mereka." Sahut Winiee.
"Tentu saja. Mama juga terpaksa." Jawab Ara.
"Kok gitu?!." Seru Yangyang.
"Bercanda paman. Muahh." Cium Winiee langsung berlari ke kamarnya.
"Lucas emang kenapa?." Tanya Ten yang kini perban pada perutnya tengah diganti Yangyang.
"Huhh... Dia pingsan. Yongjin bilang padaku... jika Lucas sebaiknya menginap di tempatnya." Jelas Ara.
"Segitunya dia panik ngadepin calon mertua." Sahut Ten.
"Memang menyeramkan untuk pertama kali. Makanya buruan cari bini biar tau. Padahal tadi udah dibilangin kapan-kapan aja kesananya, mukanya udah pucet banget dari rumah. Masih aja ngotot. Kan jadi ngak tenang." omel Ara membuat Yangyang dan Ten saling pandang.
"Udah bang." Ucap Yangyang.
Ten buru-buru membenarkan kaosnya. "Udahlah Ra, tenang aja. Toh mereka orang baik, pasti jagain Lucas. Udah yaa, gue istirahat duluan." Sahut Ten.
"Tunggu dulu!!!." Seru Winiee keluar dari kamarnya, dengan senyum riang memberikan kartu undangan dari David.
"Baca dulu." Suruh Winiee.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME after YOU [WAY V]✅
FanfictionSetelah aku bertemu denganmu. Kebetulan disengaja atau sengaja kebetulan?... entahlah winwin juga tidak tahu. Winwin Kun Ten Lukas Hendery Xiaojun Yangyang Renjun Chenle Yuta Ara & Hana Let's Winwin...