48 Better Days?

253 37 0
                                    

Dari periode 1991 hingga 1996, polisi telah membebaskan sekitar 88.000 perempuan dan anak-anak yang diculik. Selama periode ini, sekitar 143.000 penculik ditangkap.
Pada tahun ini, polisi menegaskan bahwa mereka telah menyelamatkan lebih dari 13.000 anak dan 23.000 wanita dalam dua tahun terakhir.

Pejabat pemerintah telah mencatat bahwa mereka akan menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada mereka yang membeli anak-anak yang diculik.

"Pak Renjun, bagaimana tanggapan anda setelah insiden besar ini terjadi lagi?."

"Penculikan adalah hal yang ilegal di China maupun dunia. Seperti pidato yang disampaikan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional pada tahun 1991, bertindak melawan penculikan untuk penjualan wanita dan anak-anak, penculikan karena pemerasan, pembelian wanita dan anak-anak yang diculik, serta penyalahgunaan jabatan untuk menghambat penyelamatan wanita yang diculik dan anak-anak. Karena kekhawatiran semacam itu mengarah pada sosialisasi hukum pidana. Menurut Pasal 141, hukuman untuk penculikan, pembelian, penjualan, dan perdagangan perempuan dan anak telah diberlakukan. Jadi kita tunggu bagaimana para hakim memberikan keputusannya hari ini." Jawab Renjun sambil tersenyum.

Minji tersenyum tipis setelah mendengar pernyataan Renjun dari balik layar komputernya. Ponselnya berdering bertulisakan Moomin Injun, semakin mengembang senyum itu.

"Hallo... Yaa aku sudah dengar. Bagaimana yaa?.. Untuk kali ini, aku akui kau benar-benar keren. Apa? Kau akan terkenal? Berhenti menyombongkan dirimu... Jangan lupa makan siang. Yaaa... Aku juga akan makan sekarang." jawab Minji memutuskan panggilan itu.

Minji keluar dari kantor guru, hanya tinggal dirinya disana hanya untuk melihat wawancara Renjun.

"Bu guru!." seru Winiee dari lorong kelasnya yang terhubung.

"Ada apa Winiee?." tanya Minji sambil membungkuk.

"Bu.. Tolong David terpeleset tadi di depan kelas." ucap Winiee. Minji menghela nafas sejenak, makan siangnya akan tertunda.

"Yaa sudah ayo." ajak Minji, tampak David yang sudah menangis sambil menyembunyikan wajahnya.

"David... Mana yang sakit nak?." tanya Minji mencoba membuat David mendongak namun anak itu terus saja menyikutnya.

"David kalo di tanya bu guru itu jawab." seru Winiee.

"Tidak sakit! Pergi!." teriak David.

Minji yang tahu jika anak laki-laki itu tengah malu, "Yaa sudah... Winiee bisa bantu bu guru?."

"Siap. Tapi bantu apa Bu?." tanya Winiee.

"Tapi Bu guru butuh satu orang lagi. David bisa bantu?." tanya Minji membuat anak laki-laki itu bangkit sambil meringis menahan sakit pada pantatnya.

"Kita ke UKS, nanti ibu guru kasih tahu disana. David bisa jalan? Mau ibu gendong?."

"Tidak." jawab David.

.

.

Setelah mengobati David, Minji keluar dari UKS sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya.

"Sudah makan siang Bu guru?."

"Injun? Sejak kapan? Kenapa bisa?." tanya Minji mendapati Renjun berdiri di hadapannya.

"Sengaja kemari. Aku patroli disekitar sini." jawab Renjun sambil tersenyum.

"Bukannya masih ada sidang?." tanya Minji, berjalan mengikuti langkah kaki Renjun.

"Itu bukan tugasku. Belum makan siangkan? Ayo kita ke tempat makan dekat sini. Jeno sudah menunggu diluar." ajak Renjun hendak meraih pergelangan tangan gadis itu namun Minji menghindarinya.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang