49 Nectar?

373 44 6
                                    

"Yakk sayang... Tunggu!." seru Winwin terus membuntuti istrinya yang tak kunjung berhenti berjalan.

"Ara!." teriak Winwin sukses membuat Ara berhenti berbalik menatap Winwin dari kejauhan.

Winwin tersenyum, "Ayo, aku antar menjemput Winiee. Aku belum ada tugas setelah sidang tadi." ucap Winwin.

"Tidak mau." bantah Ara kembali berbalik dan berjalan.

"Yahhh sayang!."

"Jangan mengikutiku!." seru Ara, alih-alih ia menghentikan taksi tapi lebih memilih berjalan masuk ke dalam gang.

Sebenarnya jam pulang sekolah Winiee masih nanti, ia ingat di dekat kantor Winwin ada sungai cukup bagus. Lebih baik berjalan-jalan untuk menaikan moodnya. Ia meraih kaca mata hitam di dalam tasnya, menahan silau terik matahari.

Berjalan sendiri seperti ini mengingatkannya saat masih muda, jika sudah muak dengan kelakuan Ten atau Lucas pasti memilih kabur.

Ia menghela nafas pelan, senyumnya sedikit tertarik. Sekarang ia tidak akan takut lagi dengan ancaman orang-orang yang ingin menyakitinya.

"Yakkk jangan kabur!." seru seseorang yang tengah mengejar seseorang

Ara melihat sekilas dua orang yang tengah berlari menghindari segerombolan anak laki-laki maupun perempuan berseragam berjalan melewatinya.

"Berhenti!." seru orang-orang yang tengah mengejar mereka.

Cerry sudah tak kuasa untuk berlari lari, Ten yang tahu gadis itu tertinggal segera meraih pergelangan tangannya, menggandeng dengan terus berlari.

Mereka berdua tersenyum sambil berlari, berbelok ke arah gang dan bersembunyi dibalik tong sampah. Nafas keduanya terengah-engah dan terus berusaha menempelkan dirinya pada tembok, berharap mereka tidak menemukannya.

"Hah... Cerry kenapa loo bisa dikejar mereka hah?." tanya Ten sambil menoleh pada gadis yang penuh peluh itu.

"Aku mengadu pada guru jika mereka merokok, dan mencelupkan rokok mereka ke air. Kalo om ngapain ke sekolah?." tanya Cerry.

"Gue? Ngak sengaja pulang belanja lewat." ucap Ten sambil memperlihatkan kantong plastik ditangannya kanannya dan beralih melirik tangan kirinya masih menggandeng tangan Cerry.

"Sorry." ucap Ten melepas tangannya.

"Sebenarnya Cerry mampir ke rumah Om kemarin takut dihadang mereka lagi." jelas Cerry.

"Memang loo punya masalah apa sama mereka?." tanya Ten.

"Dulu kembaranku satu club dengan mereka, mereka menerimaku untuk ikut bergabung les seni kemarin karena kembaranku. Dari dulu aku tidak suka dengan mereka begitu juga mereka denganku. Mereka juga yang menuduhku membunuh Berry. Padahal Berry meninggal karena terburu-buru ingin menemui mereka. Mereka itu anak orang kaya suka menindas dan memaksa orang lain. Aku tidak suka... Hiiii." jawab Cerry.

"Haha? Berani sekali menantang mereka... Emang loo kuat?." tanya Ten sambil tertawa.

"Apa itu lucu om?." sahut Cerry.

"Bukan begitu... Yaa sudahlah kita keluar dari sini, sepertinya aman." ajak Ten yang diangguki Cerry.

"Mau kemana hah?." tanya Yiren sambil berkacak pinggang dibelakangnya anak laki-laki dan perempuan lainnya tersenyum remeh pada Cerry.

"Ahhh... Menyebalkan." gerutu Ten berlalik namun sama saja mereka berdua dikepung.

"Mau kemana hah?. Tanya Yue.
Ten mengenal mereka Yue, Yiren, Jia, Fen. Mantan anak didiknya semua ditambah pacar mereka mungkin karena berpasangan.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang