52 All for Love?

247 25 4
                                    

Ten masih termangu manatap lantai putih di lorong kantor polisi bersama Cerry. Belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai Lucas, penyelidikan masih dilakukan.

Mungkin sebentar lagi ia akan menjadi saksi atas semua kejadian ini, Ten menjambak rambutnya sendiri sambil menunduk tidak mungkin ia akan menjadi pengecut untuk kedua kalinya.

Pura-pura menjadi korban seperti kasus Ara dimasa lalu, hidup bebas namun jiwanya seakan ikut terperangkap akan rasa bersalah.

Namun untuk masalah ini ia tidak tahu apa-apa, ia juga tidak tahu harus berbuat apa.

"Om baik-baik aja?." tanya Cerry, sambil menepuk pelan pundak itu. Namun Ten menepis tangan itu, berjalan cepat menemui Yongjin yang berjalan seorang diri.

"Jelaskan semua ini." geram Ten.

"Maaf, tapi aku harus segera ke rumah sakit." bantah Yongjin berlalu meinggalkan Ten yang masih terpaku geram.

"Apa semua yang kau berikan pada adikku hanya palsu?." tanya Ten mampu membuat Yongjin berhenti, mereka sama-sama berbalik. Ten tersentak saat melihat Yongjin sudah menangis.

"Kak Ten, maaf." ucap Yongjin terisak sambil meraih pergelangan tangan laki-laki itu.

"Peluk donk, Om." bisik Cerry.

"Ha?."

"Hedehhh." gerutu Cerry merangkul bahu yang terus bergetar itu.

"Tolong, jelaskan pelan-pelan pada kami." ucap Cerry.

Yongjin mengusap air matanya kasar, "Baiklah. Kak Ten, untuk masalah Lucas aku tidak punya wewenang apa-apa. Bukti itu benar adanya, aku masih menunggu tes itu keluar. Tapi aku yakin, Lucas tidak terlibat ini semua. Aku akan mencari tahu, tapi sebelum itu. Nyawa adikku sedang dipertaruhan. Maafkan aku, aku harus ke rumah sakit sekarang." ucap Yongjin benar-benar berlalu pergi.

Ten kembali menunduk menatap lantai, kali ini usapan lembut pada bahu tidak lagi ditolaknya.

"Apa?." tanya Ten sambil menatap Cerry.

"Penenangan Om." jawab Cerry.

"Cih."

"Om, kenapa tidak minta tolong Pak Winwin?." tanya Cerry.

"Mereka liburan. Gue ngak mau ganggu mereka." jawab Ten.

"Tapi Om?."

"Lo pulang aja, udah mau malem." jawab Ten berlalu masuk ke dalam ruangan.

"Males." jawab Cerry memilih tetap membuntuti Ten.

.



.

"Om, ayo pulang." ajak Cerry, setelah Ten bertemu dengan Lucas.

Tes memang menunjukan jika Lucas negatif tapi adik angkatnya itu harus bermalam di dalam jeruji besi sampai Ten mendapatkan bukti jika Lucas tidak bersalah.

"Ayo." ajak Ten dengan suara lemahnya, berjalan gontai menyusuri jalan.

"Om mau makan dulu ngak?." tanya Cerry sambil mengandeng lengan itu. Bukan mencari kesempatan, tapi Cerry takut saja Ten berbuat nekat.

"Ayo." balas Ten.
Mereka berbelok pada kedai makanan pinggir jalan. Tempat terbuka namun banyak pengunjungnya.

"Om mau makan apa?." tanya Cerrry.

"Apa aja." jawab Ten. Hingga semangkuk ramyeon dengan kuah yang masih mengepul tepat dihadapannya.

"Om suka ngak? Adanya tinggal itu." ucap Cerry.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang