11 Kehilangan?

890 113 0
                                    

Sudah hampir sebulan Hana tidak mendapat kabar dari Kun sama sekali, bahkan keluarga Kun malah bertanya pada Hana.

Hal itu semakin membuat Hana bingung, apa mungkin Kun diculik? Tapi siapa pelakunya, yang Hana tahu Kun orang yang baik dan tidak punya musuh. Restoran juga harus ditutup karena kejadian ini.

Hari ini ia akan pergi ke kantor polisi untuk menanyakan kabar atas hilangnya Kun, ia tidak sendiri Ten juga ikut, karena ia sebagai saksi atas kasus ini, dia orang yang terakhir kali melihat Kun di restoran.

Mereka baru saja keluar dari tempat itu, jawabannya masih sama polisi belum menemukan tanda-tanda keberadaan Kun.

Ten sudah pamit lebih dahulu untuk segera pulang, Hana keluar dari kantor polisi dengan gontai, ia menatap langit cukup mendung, seakan-akan tahu apa yang ia rasakan kali ini.

Saat rintik mulai berjatuhan ia tetap melanjutkan perjalannya. Ia menutupi tangisannya dengan titik hujan yang bercampur dengan air matanya, sunguh menyedihkan hidupnya.

Hana mendongak saat sebuah payung sudah ada di atas kepalanya. Ia tersenyum saat meninggat Kun pernah melakukan hal itu padanya.

"Kun?." gumam Hana, seketika senyumnya luntur saat tahu bukanlah Kun yang melakukannya.

" gumam Hana, seketika senyumnya luntur saat tahu bukanlah Kun yang melakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nonna, kau akan sakit jika hujan-hujanan. Ini pakai." ucap pria itu, Hana menatap tag nama yang tersemat di dada polisi itu, Yuta.

"Terima kasih Pak Yuta." sahut Hana, menerima payung yang ditangan Yuta ke tanganya.

"Yahh, sama-sama." sahut Yuta sambil tersenyum.

"Aku, pergi dulu yaa." pamit Yuta yang diangguki Hana.

V

Ara kini berteduh menunggu hujan reda, ia mengadah titik-titik hujan yang turun, berharap hujan itu akan berhenti, tapi nyatanya hujan malah semakin deras.

"Sial!." Ara melihat seorang gadis yang berlari-lari kecil sambil membawa payung ikut berteduh di tempatnya, mungkin memakai payung saja belum cukup itu terlihat dari pakaian yang dikenakan gadis itu sudah basah sebagian.

Ara kembali menatap jalan, saat gadis disampingnya itu sadar baru saja diperhatikan olehnya.

Hana menatap gadis disampingnya juga, ia merasa tidak asing dengan wajah itu, walaupun rambut gadis itu berwarna blonde, Hana mendekati gadis itu.

"Permisi." ucap Hana membuat Ara menoleh ke arahnya.

Hana mengamati wajah Ara begitu juga dengan Ara ia merasa tidak asing dengan wajah itu.

"Apa kau Ara?." tanya Hana hati-hati, Ara tersentak karena pertanyaan itu, apa gadis didepannya ini salah satu korban kenakalannya, tapi ia rasa bukan. Ia semakin mengingat-ingat siapa gadis di depanya itu.

"Aku Hana." ucap Hana kembali, Ara hanya diam, membuat Hana berpikir apa dirinya sudah gila, Arakan sudah mati.

Ara teringat akan teman masa kecilnya dulu.

"Sungguh?." tanya Ara memastikan, tanpa babibu ia langsung memeluk Hana, membuat gadis itu terperanjat tapi ikut membalas pelukan Ara.

"Aakk,, akhirnya,, ketemu elo!." teriak Ara saat melepas pelukannya pada gadis itu.

"Ternyata kau masih hidup huwaaaaa!." teriak Hana, yang diangguki Ara.

"Yaa sudah ayo kita pulang." ajak Hana menyeret gadis itu.

"Ehh tunggu, gue ngak bisa." sahut Ara berganti menarik Hana.

"Kenapa? Yangyang pasti senang jika melihatmu." ucap Hana membuat Ara membulatkan matanya.

"Adik gue masih hidup?." tanya Ara.

"Iyaa dia masih selamat, aku yang merawatnya." jelas Hana.

"Syukurlah." sahut Ara saat mengetahui kebenaran itu.

"Makanya ayo pulang." ajak hana.

"Sorry, gue tetep ngak bisa, jangan bilang pada siapapun kalo gue masih hidup." jelas Ara membuat Hana menyerit.

"Kenapa? Yangyang akan bahagia jika melihatmu." tanya Hana.

"Gue tetep ngak bisa. Ada alesan yang gue ngak bisa bilang sama elo." jelas Ara, Hanapun mengangguk ia mencoba memahami itu.

"Boleh tahu, wajah yangyang, sekarang seperti apa?." tanya Ara.

"Tentu saja boleh." ucap Hana antusis, ia mengelurkan ponselnya memberikan foto Yangyang yang tengah bersama kun juga.

" ucap Hana antusis, ia mengelurkan ponselnya memberikan foto Yangyang yang tengah bersama kun juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mampus." guman Ara, ia ingat Yangyang adalah anak yang ia palak beberapa bulan lalu dan pria di sampingnya adalah yang ia culik.

"Dia siapa?." tanya Ara menujuk foto Kun.

"Ohh,, dia calon suamiku, tapi dia menghilang." jawab Hana lesu.

"Calon suami?." tanya Ara, yang dibalas anggukan Hana.

"Aku tidak tahu, dia kemana, dia tidak memberiku kabar sama sekali, aku rasa dia diculik dan aku juga sudah melaporkan ini kepada polisi. Aku harap dia segera ditemukan, orang tuanya sangat khawatir. Aku ingin pelakunya dihukum seberat-beratnya, aku tidak tahan dengan ini." jelas Hana, lalu menangis.

Ara hanya diam, ia tidak tahu harus berbuat apa, dirinyalah pelakunya, tapi ia tidak mungkin mengaku, itu akan membahayakan Ten dan Lukas juga.

Baru kali ini, ia merasa tersentuh akan semua perbuatan bejatnya, sebelumnya ia tidak peduli dengan hal itu.

TBC
👇

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang