Setelah kejadian kebakaran rumah kecil itu, Winwin kembali dengan tangan kosong, ia tidak bisa menangkap pelakunya begitu juga dengan semua bukti di rumah itu terbakar.
Pagi ini, Winwin tidak memakai seragam seperti biasa, ledakan itu membuat pakaiannya berlubang. Ia bersiap untuk pulang, karena semalaman ia harus menginap di kantor, jam kerjanya diganti karena kejadian itu.
Saat akan keluar, banyak polisi lainnya yang membungkuk hormat padanya.
"Hati-hati,,, Sir." sapa Renjun yang hanya diangguki Winwin.
Winwin menaiki motornya yang terparkir di basemen. Saat dipertengahan jalan ia mampir sebentar ke mini market, ia ingat harus mengisi kulkasnya, ia tinggal sendiri di Apartemen, jadi semua harus sendiri.
"Wahh,, sudah lama tidak menikmati hari menjadi warga biasa." guman Winwin saat memilih belanjaannya.
Laki-laki itu mengambil es krim juga, menu wajib yang harus ia beli, dan membayarnya. Winwin menikmati es kirim di depan toko sambil mengamati suasana pagi yang teramat langka ia bisa menikmatinya.
"Kurang ajar! Sialan! apa-apaan ini?." teriak seorang gadis berambut blonde yang tengah mentap layar ponselnya sambil menyesap kopi kalengnya.
Winwin hanya melirik sekilas gadis itu, ia tidak mau pagi tenangnya terganggu. Setelah selesai Winwin membersihkan sisa es krim disekitar mulutnya, ia bergegas untuk pulang, tidur siang sepertinya bagus untuknya.
Saat akan mengenakan helm ia tersentak karena pingangnya ada sebuah tangan yang melingkar. Ia menoleh ke belakang, mendapati gadis berambut blonde itu sudah duduk di belakangnya.
"Antarin gue." perintah gadis itu, membuat Winwin menyerit.
"Ha?." tanya Winwin cengo.
"Ha ho ha ho,, ayoo antarin gue." perintah gadis itu lagi.
"Tapi, aku bukan-." sanggah Winwin.
"Sudah ayoo, tenang gue bayar, dekat kok." sahut gadis itu.
"Tapi-."
"Sudah ayo gue buru-buru, tidak baik menelantarkan gadis cantik."
"Baiklah, tapi kau tidak pakai helm." sahut Winwin.
"Tak apa, tidak ada polisi, aman. Ayoo cepat!." grutu gadis itu lagi.
"Tapi, akukan-." bantah Winwin.
"Tapi apa? Sudah ayo gue udah terlambat nih!." seru Gadis itu sambil. menepuk bahu Winwin.
Winwin menggalah saja, memakai helmnya menuju tempat yang dimaksud gadis itu, ternyata memang dekat.
Winwin sedikit risih saat gadis itu terus menempelkan tubuhnya pada punggung.
"Terimakasih, nih buat elo." ucap gadis itu memberikan beberapa lembar uang, belum sempat Winwin membalas, gadis itu sudah lebih dulu masuk ke dalam cafe.
"Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?." guman Winwin.
V
"Haii." sapa Ara mengempaskan pantatnya pada kursi cafe.
"Wow, rambutmu berubah?." tanya Lucas.
"Kenapa? Cantikan? Sengaja biar sama kaya abang Ten." jawab Ara.
"Ohh, kau meniruku?." sahut Ten yang diangguki Ara.
"Kok lama banget." gerutu Hendery yang duduk disamping Ara.
"Yang sabar donk, sayang." goda Ara.
"Cihh." sahut Hendery.
"Mereka mana?." tanya Ara, pasalnya ia buru-buru ke cafe itu karena ada janji dengan seseorang.
"Sudah kembali, elo kelamaan sih." grutu Lucas.
"Yahh." jawab Ara lesu.
"Nihh,, kita punya pekerjaan baru, jika kita mampu melakukannya uangnya lumayan besar." jelas Ten.
"Mana mangsanya? aaahhh ini terlalu manis untuk diterkam,, astagaa. Bejat dan kasar sekali ingin menyingkirkan orang semanis ini." heboh Ara saat melihat foto, korbannya selanjutnya.
"Elo yang bejat dan kasar, disini." sahut Hendery.
"Tidak.., gue bejat dan kasar cuma sama elo, sayang." goda Ara, membuat Hendery tersenyum menyunging.
TBC
👇Yukk Kepoin
KAMU SEDANG MEMBACA
ME after YOU [WAY V]✅
FanficSetelah aku bertemu denganmu. Kebetulan disengaja atau sengaja kebetulan?... entahlah winwin juga tidak tahu. Winwin Kun Ten Lukas Hendery Xiaojun Yangyang Renjun Chenle Yuta Ara & Hana Let's Winwin...