28 Only Human?

490 54 0
                                    

Renjun, Jeno dan polisi lainnya, sudah sampai ditempat kejadian, ia segera turun saat sorot mobilnya mengenai tubuh Winwin yang tergeletak dipinggir jalan.

Dengan langkah terburu-buru Renjun segera menghambur ke tubuh Winwin, ia segera membalikan tubuh Winwin dan memangku kepalanya, mulutnya penuh dengan darah.

"Pak Winwin." panggil Renjun sambil menepuk pipi itu, Winwin kembali membuka matanya dan mencengkram tangan Renjun dengan erat.

"Jaa-, jangan beri tahu Ara." ucap Winwin terus meremas tangan renjun hingga kembali pingsan.

"Ayo cepat angkat." ajak Renjun.

Jeno dan polisi lainnya segera membopong tubuh Winwin.

V

"Yangyang, kau tidak sarapan dulu?." tanya Ara.

Yangyang harus cepat pergi ke rumah sakit setelah mendengar kabar Winwin.

"Aku buru-buru, ada pasien yang harus aku tangani. Tolong antar Winiee sendiri. Aku berangkat dulu Nonna." pamit Yangyang bergegas meninggalkan apartemen.

"Tumben sekali." gumam Ara, sambil memakaikan kaos kaki Winiee.

"Maa?."

"Apa Winiee."

"Papa kapan pulang?."

"Mungkin nanti. Mau pamitan dulu sama Papa?." tanya Ara sambil meraih ponselnya untuk melakukan panggilan video.

"Mau Ma." jawab Winiee penuh semangat.

"Winiee tutup mukanya dulu, nanti  kalo Papa angkat. Kagetin Papa okey." perintah Ara, gadis mungil itu bersiap menutup wajahnya.

Hingga deringan terakhir panggilan Ara, sama sekali tidak terjawab, Winiee kembali membuka telapak tangannya.

"Kok ngak diangkat sih Ma?." rengek Winiee.

"Ngak tahu yaa Winiee, biasanya kalo pagikan ada waktu senggang. Mungkin papa masih sarapan." jawab Ara.

"Coba lagi Ma." perintah Winiee yang segera dituruti Ara.

Sudah hampir panggilan ke tujuh, Winwin sama sekali tidak mengangkatnya.

"Anehh." gumam Ara.

"Ahhh Mama. Winiee kecewa sama Papa." gerutu Winiee, sambil menghentakan kakinya dan berjalan ke arah luar.

"Ehhh, Winiee tunggu. Jangan ngambek donk sayang, Papa pasti telefon kita balik nanti." ucap Ara segera mengandeng tangan Winiee untuk berangkat sekolah.

"Sungguh?."

"Iyaa donk, masa Papa gak peduli sama peri kecilnya." jawab Ara.

Ibu dan anak itu berjalan riang, sesekali mengayunkan gandengannya menuju jalan untuk menunggu taksi.

"Ma, nanti pulang sekolah. Winiee minta es krim boleh?."

"Emm, gimana yaa. Winiee kan tahu mama masih ngak suka sama es krim."

"Janji dehh Ma, nanti Winiee dapet nilai bagus di sekolah. Boleh yaa."

"Okey dehh." jawab Ara membuat gadis itu tersenyum senang, kalau minta ke Papanya kan tanpa syarat sudah pasti dapat banyak.

.

.

.

"Winieee!!!."

"David?."

Winiee mengerucutkan bibirnya saat melihat mobil David yang berhenti di depan mereka.

ME after YOU [WAY V]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang