.
.
Winwin tersenyum lebar saat istrinya telah selesai menghabiskan suapan terakhirnya. Ia mengusap sisa bubur yang ada dibibir Ara dan memakannya.
"Ihh jorok." gerutu Ara.
"Enak tahu." jawab Winwin.
"Ngaco." sahut Ara sambil mendorong lengan Winwin pelan membuatnya terkekeh.
"Sayang, boleh tanya sesuatu?." tanya Winwin setelah menaruh mangkuk itu.
"Apa?." tanya Ara.
"Kamu ngak ada niat buat cerai sama aku?." tanya Winwin, membuat alis istrinya itu menyatu.
"Ha? Cerai?." tanya Ara.
"Iyaa, cerai?." jawab Winwin, semakin membuat Ara bingung.
Ia terdiam sebentar hingga ingat mimpinya berminggu-minggu yang lalu.
"Yakk! Kau sungguh ingin menikah lagi? Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi? Kau punya wanita lain?." tanya Ara.
"Akhh, bukan begitu. Bagaimana yaa?." tanya Winwin sambil mengaruk tengkuknya.
"Bagaimana yang bagaimana?." tanya Ara.
Winwin meraih satu tangan Ara dan mendekapnya sambil menatap matanya.
"Begini, setelah aku berkata kasar dan menuduhmu yang tidak-tidak. Sampai kau seperti ini karena aku, kau tidak akan meminta ceraikan?." tanya Winwin serius.
"Bodoh, tentu saja tidak. Mana mungkin aku melepaskan pria kaya yang menikahiku." jawab Ara sambil menhempaskan tangan Winwin.
"Yakk, jadi kau menerimaku karena kaya?." tanya Winwin.
"Emm, itu lima puluh persen alasanku." jawab Ara.
"Setengahnya lagi?." tanya Winwin.
"Terpaksa." jawab Ara.
"Haa?."
Ara mencubit gemas kedua pipi tirus winwin dan terus menariknya, "Berhenti bertanya yang tidak-tidak eohh." ucap Ara.
Winwin meringis sakit karena cubitan itu, ia melepas tangan ara yang ada dipipinya, tersenyum bodoh dan terus memandanginya.
"Ada apa dengan dirimu hah? Berhenti menatapku sep-." ucap Ara berhenti saat bibir Winwin mendarat tepat diatas bibirnya.
Jantungnya seakan berhenti berdetak, Winwin mulai melumatnya ringan. Tangannya tak tinggal diam, ia terus menekan tengkuk istrinya agar ciuman itu semakin dalam.
Ara mengikuti apa yang dilakukan suaminya itu, sambil memejamkan matanya walaupun sudah menikah bertahun-tahun jantungnya selalu berkerja dua kali lipat jika bersama Winwin.
Mungkin kata orang benar, ikatan yang paling erat adalah sebuah pernikahan.
Ceklek.
"shit, pemandangan apa ini?." gerutu Yangyang hendak berbalik dan menutup pintu itu kembali.
Ara buru-buru mendorong tubuh winwin agar menjauh darinya,
"Masuk Yangyang." seru Ara.
"Maaf menganggu." ucap Yangyang kembali masuk ke ruangan itu.
"Ngak kok." sahut Ara tapi Winwin tetap cemberut.
"Sayang."
"Nanti."
"Iyaa deh."
"nqonna, nanti kau sudah boleh pulang." ucap Yangyang sambil menghempaskan pantatnya pada sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME after YOU [WAY V]✅
FanfictionSetelah aku bertemu denganmu. Kebetulan disengaja atau sengaja kebetulan?... entahlah winwin juga tidak tahu. Winwin Kun Ten Lukas Hendery Xiaojun Yangyang Renjun Chenle Yuta Ara & Hana Let's Winwin...