Bagian Keempat Puluh

527 75 18
                                    

"Maaf Tae, bukannya aku tidak mau menerima mu bekerja lagi disini. Tapi kau sudah terlalu lama tidak masuk dan giliran ketika kau akan bekerja lagi, kau datang dengan keadaan seperti ini. Akan sangat tidak adil untuk yang lain."

Jane menatap Taehyung tak enak sedangkan yang ditatap hanya bisa tersenyum mengerti.

"Tidak apa-apa, noona. Aku mengerti. Terima kasih banyak."

"Tunggu sebentar---"

Jane membuka laci lantas mengeluarkan amplop. Dia menyerahkan amlop itu kepada Taehyung.

"Ini gaji mu selama kau masih bekerja. Terimalah."

"Tapi noona," ucap Taehyng ragu.

"Tidak apa-apa, ambilah. Kau sudah bekerja keras sebelumnya, Tae. Aku bahkan tidak ingin untuk melepasmu, tapi mau bagaimana lagi. Ambilah."

Walaupun merasa tak enak, Taehyung pun akhirnya menerima amplop itu lantas membungkukkan badannya.

"Terima kasih banyak noona."

Jane mengangguk sembari tersenyum lembut.

"Semoga kau dapat pekerjaan yang lebih baik. Tapi jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Tae. Aku sangat tahu bagaimana dirimu ketika bekerja," ucap Jane. Taehyung hanya mengangguk. Dia kembali membungkukkan badannya.

"Terima kasih, noona. Kalau begitu aku pergi. Sampai jumpa."

Jane hanya mengangguk. Wanita itu membiarkan Taehyung pergi meskipun dia sendiri sangat tidak ingin kehilangan pegawai yang pekerja keras seperti Taehyung.

Jimin yang baru saja selesai mengantarkan pesanan kepada pelanggan pun dengan segera menghampiri Taehyung saat matanya menangkap Taehyung yang baru saja keluar dari ruangan Jane.

"Bagaimana?" Jimin bertanya dengan cemas. Taehyung hanya menggeleng dengan senyuman tipis. Bahu Jimin merosot seketika.

"Kenapa tidak bisa?" tanya Jimin dengan sendu.

"Tidak apa-apa, Jim, lagipula aku memang sudah lama tidak masuk dan akan sangat tidak adil bagi yang lain jika aku kembali bekerja. Aku akan mencoba mencari ke tempat lain. Aku yakin pasti akan kembali mendapatkan pekerjaan."

"Tapi aku masih harus bekerja. Kau mau menungguku? Ah itu akan memakan waktu yang lama. Atau bagaimana kalau besok saja mencarinya ? Aku akan menemanimu besok."

Taehyung terkekeh.

"Tidak usah. Lagipula aku bukan anak kecil yang harus ditemani. Aku akan mencari sekarang saja, besok aku ada urusan. Aku duluan ya, tolong doakan aku."

Meski tidak ikhlas namun Jimin tetap mengangguk. Taehyung menepuk pundak Jimin lantas beranjak pergi sambil sesekali menyapa teman kerjanya yang lain.

Jimin menatap sendu kepergian Taehyung. Dia gusar.

"Semoga kau bertemu dengan orang-orang baik, Tae. Cukup hari itu kau menderita, aku tidak ingin kau terluka lagi."

******


"Kenapa masih disini ? Sudah pulang saja sana," ucap Jungkook yang semula akan membuka pintu tapi terhenti saat melihat Namjoon masih berdiri dibelakangnya.

"Kau benar-benar dendam padaku ternyata," ucap Namjoon tak habis fikir. Jungkook menatapnya sengit.

"Tentu saja! Gara-gara sunbae aku harus menunggu selama berjam-jam! Memangnya tidak bosan apa!" ucap Jungkook kesal.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang