Bagian Kesebelas

676 82 50
                                    

Hoseok menghampiri Yoongi dengan kening yang mengkerut. Dia menyimpan tasnya diatas meja. Mereka tengah berada di ruangan khusus, malas ke kelas katanya.

"Namjoon kemana?"

Yoongi menoleh sebentar lantas kembali berkutat dengan handphone nya.

"Mana aku tahu. Saat aku sampai juga dia tidak ada. Sepertinya dia tidak masuk," jawab Yoongi.

Hoseok menghela nafasnya lantas duduk di kursi.

"Semalam dia hancur sekali sampai mabuk berat seperti itu."

"Tentu saja hancur. Salahkan saja si brengsek yang selalu berbuat sesuka hati," ucap Yoongi dengan nada yang penuh emosi. Hoseok yang mendengarnya terkekeh.

"Aku tidak bisa membayangkan jika aku yang ada di posisi Namjoon. Sudah kabur sejak lama aku," ucap Hoseok sambil menempelkan kepalanya pada meja, menghadap Yoongi.

"Tapi dia berbeda. Dia memilih bertahan disana demi Minji eomma. Kalau bukan karena itu, aku pasti sudah menyeretnya untuk tinggal bersama ku sejak lama. Lagipula appa bilang lebih baik dia tinggal bersama ku saja, tapi dia keras kepala sekali."

"Aku heran, mengapa Minji eomma masih mau bertahan padahal sudah tau kelakuan si brengsek itu. Kau masih ingat insiden saat Namjoon--ah! Aku bahkan tidak mau mengingat. Itu sungguh menjijikan!"

Yoongi terdiam. Ingatannya terlempar di hari yang menjijikan itu. Saat itu dia dan juga Hoseok berencana untuk menginap di rumah Namjoon karena anak itu sedang sakit dan pastinya tidak ada yang mengurus, namun saat sampai disana, mereka dikejutkan oleh Namjoon yang tengah bertengkar hebat dengan Jonghyun.

"SUDAH AKU BILANG JANGAN SAKITI EOMMA SIALAN! KALAU INGIN BERCINTA SILAKAN KE HOTEL! DISINI BUKAN HOTEL!"

Namjoon terlihat begitu emosi. Dia terus saja memukul Jonghyun meskipun status pria itu adalah ayah nya sendiri. Jonghyun juga tidak tinggal diam, dia membalas pukulan Namjoon.

"TERSERAH SAYA! INI RUMAH SAYA JADI SAYA BEBAS UNTUK MELAKUKAN APA SAJA!"

"SIALAN! KALAU BEGITU CEPAT CERAIKAN EOMMA SEKARANG!"

"SAYA TIDAK MAU!"

Yoongi saling beradu pandang dengan Hoseok. Tangannya tampak gemetar.

"Kau pisahkan mereka. Aku akan menemui Minji eomma."

Hoseok menganggukkan kepalanya. Mereka pun melaksanakan tugas masing-masing. Yoongi berlari menuju kamar utama dengan jantung yang berdetak begitu hebat.

Clek!

Deg!

Yoongi mematung ditempatnya. Keadaan kamar begitu berantakan, juga tercium bau yang membuat Yoongi merinding dan ingin muntah. Namun bukan itu yang membuat dia begitu terkejut, tapi saat netranya menangkap sosok Minji yang tengah membantu mengobati luka seorang wanita yang berpakaian berantakan bahkan rambutnya.

"Lain kali jika ingin bercinta dengan suami ku jangan disini. Anakku tidak bisa menahan emosi nya jika melihat kalian disini. Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahannya."

Kaki Yoongi rasanya lemas. Dia menatap sendu Minji yang tampak begitu rapuh namun berusaha tetap kuat. Dia juga dapat melihat wanita yang bernama Luna itu menangis. Cih! Yoongi mendecih. Menjijikan.

"Kalau masih tetap ingin disini, setidaknya beritahu aku dulu, biar aku persiapkan semuanya. Kalau tiba-tiba seperti tadi, siapa yang tidak akan terkejut. Benar bukan ?" Ucap Minji dengan senyum manisnya.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang