"Kau hidup dengan baik sepertinya, Luna-ssi."Luna hanya tersenyum sinis kemudian meminum alkohol nya. Mereka tengah duduk bersama, tentunya sambil tetap menjaga jarak. Sementara Eunwoo masih asik minum-minum bersama temannya yang lain.
"Kau kenapa ada disini? Dimana kekasih mu yang sangat kau puja itu ? Apa kau ditinggalkan?"
Yunho tertawa lantas menyesap minumannya dengan tenang.
"Aku ditinggalkan? Mana ada. Kekasih ku itu orang yang penting, tentu saja dia harus menghadiri acara-acara penting. Tidak seperti mu yang kini hanya bisa mengencani siswa."
"Aku tidak seperti itu dan anak itu bukanlah kekasih ku!"
"Oy santai saja. Lagipula apa peduli jika memang anak itu kekasih mu ? Aku tidak peduli."
''Cih!" Luna mendecih. Dia bersedekap dada dengan kaki yang dia silangkan.
"Perceraian kita tinggal menghitung hari. Aku harap kau tidak akan menyesalinya."
Yunho kembali dibuat tertawa, bahkan kali ini lebih keras daripada sebelumnya. Membuat atensi sebagian orang di dalam saja terpusat kepada mereka.
"Mana mungkin aku menyesali nya sementara semua ini sudah aku nantikan sejak lama. Lagian aku sudah tidak tahan hidup dengan wanita murahan seperti mu. Mencicipi mu saja aku sudah tidak nafsu apalagi sampai menyesal untuk meninggalkan mu. Maaf Luna, tapi aku hanya tidak mau kau terlalu percaya diri dengan semua itu."
Tangan Luna mencengkeram kuat kursi yang dia duduki. Dia memaksakan untuk tersenyum meskipun hatinya sakit sekali.
"Oh ya? Syukurlah. Aku senang sekali mendengar perkataan mu itu. Lagipula aku juga tidak sudi memiliki suami seperti dirimu. Kekasih ku bahkan jauh lebih baik dan lebih mengerti aku daripada dirimu. Aku justru sangat bahagia akhirnya bisa lepas dari penjara hidupmu."
"Syukurlah," ucap Yunho santai.
Keheningan kini menyelimuti keduanya. Luna mengalihkan pandangannya kearah lain sambil meminum minumannya sementara Yunho kini sibuk dengan rokok yang baru dia nyalakan.
"Kau sungguh menelantarkan anak-anak mu ?" Tanya Yunho yang kemudian menghembuskan asap rokok yang dia hisap.
"Mereka juga anak-anak mu jika kau lupa," sindir Luna tajam.
"Sayangnya aku lupa. Lagipula sudah aku bilang kalau aku tidak percaya jika kau benar-benar mengandung anakku. Kau itu sering keluar malam bersama pria lain, besar kemungkinan jika mereka itu bukan anakku."
Luna kembali mendecih. Dia meletakkan gelas dengan kasar lantas menatap Yunho tajam.
"Aku bukan wanita sehina itu!"
"Kau memang tidak hina tapi murahan. Benar bukan ?"
Tangan Luna sudah terangkat di udara sementara Yunho masih memasang wajah santainya.
"Kenapa berhenti? Padahal aku tidak masalah kalau kau ingin memukul wajahku," ucap Yunho.
Mata Luna memanas. Dia berusaha untuk kembali menenangkan dirinya. Tangan nya pun dia turunkan kembali."Begitukah ? Kalau memang kau terus tidak percaya, kenapa kita tidak melakukan tes DNA saja?"
"Untuk apa melakukan itu?"
"Tentu saja untuk membuktikan kalau mereka itu anakmu!"
Yunho menggelengkan kepalanya.
"Tidak perlu. Lagipula aku tidak peduli jika mereka benar anakku. Mau bagaimanapun, aku tidak memiliki kewajiban untuk mengurus mereka karena kau adalah ibu nya," ucap Yunho yang membuat Luna melebarkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Justice For My Brother [ LENGKAP ]
FanfictionJungkook hanya mencoba mendapatkan keadilan agar Sang kakak bisa terbebas dari tuduhan yang menjeratnya Bisakah dia melakukan nya? Ditengah keadaan keluarganya yang juga berantakan? Ditengah keadaan jiwa nya yang juga tidak setangguh yang orang lain...