Justice For My Brother [ LENGKAP ]

Bagian Keempat Puluh Empat

"Jadi mereka sudah pergi?"

Namjoon menganggukkan kepalanya. Yunho mengepalkan tangannya. Dia tengah menahan emosinya.

"Saya berjanji aka segera mengetahui keberadaan mereka, paman. Tapi untuk itu tolong beri saya waktu. Saya juga butuh bantuan dari paman."

"Saya tidak mau menunggu lagi. Saya bisa melacak sendiri keberadaan mereka sekarang."

Namjoon dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidak----maksud saya, biarkan saya yang menyelesaikan semua ini, paman. Saya bukannya tidak percaya pada paman, tapi saya takut jika appa saya akan mencelakai eomma. Saya yakn sekali eomma juga turut dibawa oleh appa, karena sangat tidak mungkin nenek saya membawa eomma pulang," ucap Namjoon.

"Ini tidak semudah seperti apa yang kau bayangkan, Namjoon."

"Ya, saya tahu itu. Tapi saya janji, paman, apapun yang terjadi nanti saya akan berusaha untuk mengembalikan Luna ahjuma kepada paman. Tapi untuk itu saya membutuhkan bantuan dari paman," ucap Namjoon.

''Bantuan apa yang kamu maksud?" tanya Yunho.

"Bantu saya mengurus perusahaan appa yang berada disini. Untuk masalah cabang di tempat lain, saya yakin mereka berada dibawah kendali appa."

"Bukankah itu bagus? Kau pusatnya. Kau bisa lebih mengendalikan mereka."

"Tidak, paman, appa tidak sebodoh itu untuk memberikan kepercayaan mengurus perusahaan pusat kepada saya karena saya masih banyak belajar. Saya yakin perusahaan pusat juga masih dalam kendali appa. Uang bisa membutakan semua orang paman dan appa sangat pintar dalam membuat orang lain buta."

Yunho terdiam.

"Saya mohon, paman. Bukankah paman juga tengah menjalin kerja sama dengan appa ?"

"Ya, dan proyek itu bahkan belum sepenuhnya selesai. Masih banyak tahap yang mesti dilakukan. Tapi apakah kau yakin bisa menyelesaikan semuanya sendirian?"

Namjoon tersenyum senang. Dia menganggukkan kepalanya.

"Saya bisa paman, saya janji. Untuk sementara waktu ini, tolong bantu saya mengurus perusahaan sampai saya bisa menyelesaikan ujian saya nanti. Saya tidak akan melepaskan tanggung jawab saya apalagi janji saya, paman. Saat waktu luang saya akan mengambil alih mengurus perusahaan dan saya akan semakin giat mempelajari tentang dunia bisnis agar paman tidak harus terlalu kerepotan. Saya bukan tidak mempercayai karyawan disana, tapi saya tahu mereka masih berada dibawah kendali, appa."

"Lalu apa yang akan kau lakukan untuk kedepannya? Kondisimu tidak memungkinkan untuk menangani semuanya sendirian."

Namjoon tersenyum miris.

"Penyakit saya bukan penghalang bagi saya untuk menghentikan rencana saya, paman. Saya sudah berjanji kepada Taehyung juga Jungkook, bahkan kepada anda jika saya akan menyelesaikan semuanya. Saya tidak masalah jika keadaan saya akan semakin memburuk, karena saya sudah pasrah. Kalaupun setelah semuanya selesai dan Tuhan masih memberikan saya waktu untuk tetap bernafas, saya akan menghabiskan sisa hidup saya untuk menjalani hukuman yang seharusnya saya jalani sejak lama. Saya sudah berjanji kepada anda jika saya akan membersihkan nama Taehyung."

"Kau baik-baik saja, nak?"

"Saya baik-baik saja, paman. Jangan khawatirkan saya apalagi sampai menaruh rasa kasihan kepada saya karena saya melakukan semua ini sebagai penebusan dosa yang telah saya lakukan kepada anak anda."

Yunho tersenyum sendu.

"Jonghyun seharusnya menyesal. Dia sudah menyia-nyiakanmu."

"Saya---hanya sedang mengabulkan keinginan ayah saya untuk bahagia, meski hanya sementara. Karena saya tidak ingin ayah saya terlarut dalam kebahagiaan yang salah. Sudah cukup untuk menikmati penderitaan orang lain, saya tidak ingin ayah saya semakin terlena dengan kebahagiaan yang semu itu. Mau sekasar apapun beliau, dia adalah sosok ayah yang hebat di mata saya. Jadi, sebelum saya membuatnya kehilangan kebahagiaa semu nya, saya ingin memberikan waktu untuknya menikmati kebahagiaan itu, meski sebentar. Karena seperti apa yang diharapkan oleh anak anda, saya juga mengharapkan hal yang sama. Saya ingin memiliki keluarga yang lengkap."