Bagian Keempat Puluh Sembilan

946 80 34
                                    

Warning!
√Putar video diatas ya teman❤️
√Sorry for typo(s)

*****

Ketika malam bertabur dengan bintang dan hiasan bulan yang tertutupi oleh awan, pemuda dengan wajah pucat serta lingkaran hitam dibawah matanya duduk termenung dibawah pohon. Tanpa memperdulikan suasana hening yang justru mencekam, terlebih ketika dirinya hanya sendirian disini.

Kim Jungkook, pemuda itu menatap kosong kearah langit malam yang begitu indah namun justru menghancurkan hatinya. Seharusnya dia tidak sendirian menatap langit indah disini.

Dia menghela nafas entah untuk yang keberapa kali. Mencoba mengusir rasa sesak yang kini tengah bergelung di dalam dadanya. Semuanya terasa sesak, bahkan hanya untuk menarik nafas pun rasanya begitu sakit.

"Hyung," lirihnya. Terdengar begitu lelah namun memang pada kenyataanya, Jungkook sangat lelah menghadapi permainan takdir yang tidak ada hentinya. Rasanya sudah tidak sanggup untuk kembali meneruskan alur permainan ini. Dia tidak pernah bahagia, dia justru selalu tersiksa dengan semua permainan yang diberikan.

"Maaf," lirihnya lagi. Matanya memerah menahan tangis. Masih dengan menatap kearah bintang yang tengah memancarkan cahayanya.

"Jika seperti ini, aku lebih memilih tidak memiliki ibu. Aku tidak peduli apa kata orang lain, aku juga tidak peduli jika aku harus kehilangan kasih sayang seorang ibu. Cukup dengan mu  saja hidupku sudah lengkap. Aku tidak perlu apapun lagi."

Keheningan yang menjadi balasan atas apa yang Jungkook ucapkan. Terpaan udara dingin juga tidak membuat Jungkook berniat beranjak darisana, dia justru semakin betah disana.

"Pasti sakit sekali, ya? Kenapa tidak mengajakku sekalian? Kalau aku ikut, mungkin hyung tidak akan terluka. Maaf, karena aku sudah menyakitimu. Aku sudah membuatmu menderita."

Tangannya yang lemah memeluk lututnya sendiri. Jungkook tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia sudah sangat lelah. Memejamkan matanya, mencoba lari dari kenyataan yang harus dia hadapi, Jungkook harap dia bisa melupakan apa yang tengah terjadi walau sebentar saja.

"Taetae hyung, sakit sekali kah?"

*******

Sehari sebelumnya...

Dibawah sini Namjoon dapat melihat Taehyung yang tengah meraung sambil memukuli Jonghyun. Air mata Namjoon mengalir, dia dapat merasakan bagian belakang kepalanya yang basah dan bau anyir seketika menyeruak.

"KENAPA MELAKUKAN ITU?! DIA ANAKMU! ANAK MU!"

Namjoon mendengar teriakan Taehyung yang terdengar frustasi. Sayup-sayup terdengar suara langkah tergesa menghampirinya.

"Oh my God!"

"Someone please call an ambulance! Now!"

"God! He was hurt!"

"WHAT THE FUCK! SAVE HIM!"

"Someone please call the police!"

Taehyung sendiri kini tengah menatap tajam Jonghyun yang tengah menatapnya datar meski wajahnya penuh lebam

"Anda begitu menjijikan."

Taehyung hendak beranjak pergi sebelum akhirnya Jonghyun meraih pot bunga berukuran sedang dan langsung menghantamkannya ke kepala Taehyung.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang