Bagian Keempat Puluh Dua

429 75 72
                                    

"Lalu apakah kau fikir Taehyung tidak lelah dengan hidupnya? Kau harusnya tahu Jungkook-ah, bahkan sebelum kau mengenal apa itu luka, kakak mu sudah lebih dahulu mengenalnya."

Sret!

Goresan yang melahirkan darah itu kembali dia ciptakan pada tangannya yang bahkan sudah hancur itu.

"Kau fikir siapa yang membuat Taehyung menjalani hidup yang berat selama ini ? Kau tahu? Dia-orang yang kau sebut pengecut itu! Dia sebenarnya bisa saja mengungkapkan semuanya dan keluar dari penjara sejak dulu! Tapi dia tidak melakukannya kau fikir karena apa? Karena siapa?"

Sret!

Goresan kedua yang lebih panjang tercipta. Darah mengalir dengan derasnya namun hatinya seolah beku.

Kakaknya tidak bersalah, Tuhan. Apa yang dia perjuangkan selama ini tidak sia-sia.

"Tapi kenapa kau melakukan semua ini, hyung? Kenapa kau tidak mengaku saja sejak awal? Kenapa malah memilih untuk menerima uang itu hanya agar aku bisa hidup dengan layak."

"Kau fikir kau bisa hidup dengan nyaman, sepatu bagus, seragam bagus, dapat menyewa rumah, bahkan membayar biaya sekolah itu karena siapa?! Tidakkah kau menyadari semuanya huh? Aku sudah mengatakan kepada mu dulu tapi kau tidak peka! Kau hidup dengan baik itu karena siapa Jungkook?! Itu karena kakak mu sialan! Dia mengorbankan semuanya demi hidupmu! Karena dia tidak ingin kau kesusahan!"

Sret!

Goresan ketiga lahir bersamaan dengan jatuhnya kristal bening itu dari matanya yang layu.

Hatinya berdenyut. Memikirkan saat dia menggunakan uang itu, secara bersamaan dia juga sama saja menyiksa Taehyung. Apalagi saat ini uang itu sudah tidak ada, pantas saja Taehyung saat itu begitu terkejut dan pantas saja Taehyung kembali menanyakan apakah uang itu memiliki sisa atau tidak.

"Selama ini aku hanya bisa menyusahkanmu saja, hyung. Dari aku lahir hingga sekarang, aku tidak pernah absen membuatmu kesusahan. Aku adik yang merepotkan bukan? Aku adalah contoh adik yang tidak diharapkan, hyung. Tapi kenapa kau masih saja terus melindungiku dan menyiksa membuat hidupmu sendiri?"

"Yang sering aku sebut egois itu! Si pengecut itu! Dia justru orang yang membuat mu masih dapat hidup dengan baik dan layak, Kim Jungkook! Orang yang kau kira tidak terluka itu justru harus setiap hari menahan kesakitannya! Bahkan lukanya melebihi lukamu! Apalagi luka di tubuhmu! Kau mengerti itu?"

Sret!

Jungkook menatap goresan keempat yang dia ciptakan. Air matanya kembali jatuh namun dia justru tertawa setelahnya.

"Luka ini bahkan tidak sebanding dengan luka mu, jika seperti itu, sebesar apa dan sesakit apa luka yang selama ini kau tanggung hyung ? Pasti sakit sekali, ya? Kenapa tidak bilang padaku, hyung ? Kalau kau bilang aku tidak akan bersikap kasar padamu, justru aku akan membantu menyembuhkan luka itu. Kenapa diam saja, hyung?!

"Jangan sebut teman ku pengecut apalagi egois lagi! Karena bagiku, dia adalah orang paling baik bahkan terlalu baik yang pernah aku kenal, tapi sayang, dia seringkali tidak dihargai."

Sret!

Prang!

Jungkook melempar cutter berukuran cukup besar itu setelah dia menciptakan goresan yang kelima. Dia tidak kuat lagi.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang