Bagian Ketiga Belas

690 82 16
                                    

"Terima kasih bibi."

Jungkook tersenyum manis sambil membungkukkan badannya. Seorang bibi yang merupakan pemilik rumah sewa ini hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi.

Jungkook menatap rumah di depannya, tidak terlalu besar namun terlihat nyaman. Dia sengaja membeli rumah ini supaya sisa uang nya dapat dia tabung untuk keperluan lainnya, terutama untuk menyewa seorang pengacara untuk membantunya membebaskan Taehyung.

Sorot matanya meredup namun senyuman nya tidak luntur. Dia hanya merasa---kini semuanya benar-benar terasa berbeda. Kini dia hanya sendiri, disini, di tempat asing yang baru pertama kali dia tapaki.

"Baiklah, sekarang waktunya beres-beres. Semangat!"

Jungkook membuka pintu rumah itu lalu memasukkan satu per satu tas miliknya. Keadaan di dalam cukup rapi dan Jungkook bersyukur atas hal itu. Dia tidak perlu terlalu membuang energi nya untuk membereskan rumah. Hanya perlu membereskan barang-barangnya saja.

"Penghuni baru ?"

Jungkook tersentak saat mendengar suara asing itu. Dia membalikan badannya. Kening nya mengkerut saat melihat seorang pria bertubuh tinggi namun masih terlihat muda berdiri sambil menenteng tas kerja.

"Anda siapa?" Bingung Jungkook.

"Ah, nama saya Jung Sejin. Rumah saya ada di ujung sana, tidak terlalu jauh," jawab Sejin sementara Jungkook hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau penghuni baru rumah ini?"

Jungkook mengulas senyum lantas menganggukkan kepalanya pelan. Sejin tersenyum senang.

"Akhirnya rumah ini akan terlihat tidak horor lagi. Kau tahu? Rumah ini sudah kosong sejak dua tahun yang lalu karena teman ku pindah. Katanya sih rumah ini berhantu, tapi menurut ku itu bohong. Teman ku sering kali bersugesti."

Jungkook hanya tersenyum.

"Itu mungkin hanya sugesti saja. Saya tidak takut pada hal seperti itu. Lagipula saya hanya tinggal sementara disini," ucap Jungkook

"Ah rasanya terlalu kaku. Panggil aku hyung saja dan tidak usah terlalu formal," ucap Sejin.

Jungkook mengulas senyum.

"Baik, Sejin hyung. "

Sejin membalas senyuman itu. Hingga matanya menangkap bercak darah yang menempel pada tangan jaket milik Jungkook. Matanya nampak memicing membuat Jungkook yang menyadari hal itu tersentak lalu segera menyembunyikan kedua tangannya.

"Aku harus segera beres-beres karena nanti aku harus pergi mengunjungi hyung ku lagi."

Sejin kembali memusatkan perhatiannya pada Jungkook yang terlihat gugup.

"Perlu bantuan?" Tanya Sejin. Jungkook dengan cepat menolak. Dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak usah hyung, lagipula  di dalam cukup rapi, aku hanya tinggal membereskan barang-barang ku saja," ucap Jungkook.

Sejin menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu. Eum, aku harus segera ke rumah untuk mengambil barang yang tertinggal. Kalau kau bersedia, nanti malam aku ingin mengajak mu makan malam bersama di rumah ku. Kau mau ?"

"Makan malam?" Tanya Jungkook. Sejin mengangguk.

"Daripada kau disini sendirian. Lagipula aku juga tinggal sendiri di rumah," ucap Sejin. Ragu, Jungkook tampak berpikir.

Sejin terkekeh melihatnya. Benar-benar mirip dengan seseorang yang pernah dilihatnya.

"Kalau tidak mau tidak apa, aku juga tidak memaksa. Aku hanya menawarkan saja," ucap Sejin.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang