Bagian Ketiga Puluh Dua

584 75 53
                                    


''Argh."

Jungkook mengerang saat merasakan sakit pada tangan nya. Dia mengerjapkan matanya lantas membuka matanya perlahan. Sensasi pening langsung menderas kepalanya yang membuat Jungkook meringis.

Jungkook terdiam sebentar. Mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi sebelumnya.

"Ah benar," gumam Jungkook. Dia pun dengan pelan merubah posisi nya menjadi duduk.

Matanya melirik kearah jam yang sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Astaga dia lama sekali tidur dan terlambat bangun.

"Lebih baik aku bolos saja."

Jungkook memijat kembali keningnya namun setelahnya dia kembali meringis saat perih kembali menjalar dari sumber luka yang dia buat pada tangannya. Jungkook menghela nafas saat melihat darah yang sudah mengering bahkan sampai mengotori sprei yang dia pakai.

"Mengerikan." Jungkook turun dari tempat tidurnya lantas berjalan lesu menuju lemari. Dia mengambil pakaian bersih lantas mengganti pakaian nya tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah meletakan pakaian kotor nya, Jungkook pun mengambil jaket nya juga beberapa lembar uang.

"Kalau tidak diobati akan semakin parah aku jamin."

Jungkook memakai jaketnya lantas beranjak pergi untuk membeli obat sekalian juga makanan. Jungkook berjalan dengan lesu tanpa memperdulikan tatapan orang lain.

"Hei Jungkook."

Jungkook menghentikan langkahnya kemudian menoleh. Dia mengerutkan keningnya saat melihat Sejin yang turun dengan terburu-buru dari mobilnya.

"Kau tidak sekolah?" tanya Sejin setelah sudah berada di depan Jungkook.

"Tidak. Aku bangun terlambat jadi tidak masuk sekolah."

Sejin menganggukkan kepalanya. Dia mengamati wajah Jungkook yang tampak pucat.

"Kau sakit ?" tanya Sejin khawatir. Dia hendak menyentuh kening Jungkook namun dengan segera ditepis oleh Jungkook. Hal itu tentu saja membuat Sejin tersentak.

"Aku baik-baik saja. Lebih baik hyung segera berangkat kerja. Aku juga harus segera pergi."

"Memangnya kau mau kemana? Aku bisa mengantar mu kalau kau mau," ucap Sejin namun kembali mendapatkan penolakan dari Jungkook.

"Tidak usah hyung, aku bisa sendiri. Hyung berangkat saja."

"Tapi----" Perkataan Sejin terpotong karena Jungkook yang tiba-tiba membungkukan badan nya lantas pergi meninggalkan dia yang masih terpaku.

Beberapa saat kemudian Sejin tersadar, dia kembali masuk ke dalam mobil nya lantas mencoba mengejar Jungkook.

"Ayo masuk Jungkook-ah, biar aku mengantar mu. Kau terlihat kurang sehat," ucap Sejin namun Jungkook tetap bersikap acuh. Dia malah semakin mempercepat langkahnya.

"Kau kenapa ? Aku ada salah padamu ? Kalau ada tolong maafkan aku. Katakan padaku kesalahan apa yang sudah aku lakukan sampai kau bersikap seperti ini. Jika kau hanya diam, aku tidak akan tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat."

Jungkook seakan menulikan pendengaranya. Dia fokus pada langkah nya tanpa memperdulikan Sejin yang terus mengajaknya berbicara.

"Kim Jungkook!"

"BISAKAH KAU DIAM!"

Citt!

Sejin refleks menghentikan mobilnya saat Jungkook berteriak. Dia terpaku menatap Jungkook yang saat ini tengah menatapnya tajam.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang