Bagian Keempat Puluh Tujuh

724 82 70
                                    


Warning!

√EdisiBawangsampaiakhir

√Disarankan memutar lagu berbau bawang supaya lebih dapat feel

√Sorry for typo(s)

"Hallo, sebelumnya aku minta maaf sebesar besanya atas kecerobohan aku. Entah kalian menyadari atau tidak, tapi aku sudah melakukan kesalahan di bagian ini. Di chap 45 Taehyung sudah menceritakan semuanya kepada Jungkook, tapi disini aku malah mengetik seolah Jungkook belum tahu😲 Aku sudah berusaha untuk memperbaiki, tapi  maaf kalau feelnya kurang. Chapter selanjutnya masih dalam pengetikan, baru sampai 2700+. Terima kasih atas pengertiannya❤️"

*******


"Hoseok-ah, bagaimana ini?"

Yoongi bertanya dengan suara yang gemetar. Dia, Hoseok, Taehyung, Jungkook, serta Jimin sedang berdiri di depan ruang jenazah dimana didalamnya terdapat jenazah Minji yang sudah berhasil di autopsi.

Yunho sendiri masih bersama para polisi di rumah Namjoon guna melakukan penyelidikan dan olah TKP. Bukan hanya Minji dan dua orang pembantunya yang meninggal, tapi seluruh pekerja disana juga ditemukan meninggal saat para polisi membuka paksa pintu rumah.

Jenazah para pekerjaan tergeletak dimana-mana dan dalam keadaan yang sudah membusuk. Kini garis polisi sudah banyak terpasang di rumah Namjoon.

Semuanya masih tidak menyangka dengan semua ini. Terlebih saat mendengar suara rekaman yang Jungkook berikan kepada mereka. Sialan. Mengapa bisa ada orang sekejam itu?

Derap langkah terdengar membuat mereka semua menoleh. Yoongi tidak bisa menahan air matanya lagi dan tangisnya langsung pecah saat ayah nya membawanya ke dalam pelukannya.

"Appa hiks.."

Hoseok juga menangis di dalam pelukan ibunya. Iya, yang datang adalah kedua orang tua Yoongi dan juga Hoseok. Mereka langsung bergegas ke rumah sakit saat mendengar kabar jika Minji ditemukan tewas.

"Apa yang harus kita lakukan, eomma? Namjoon akan semakin terluka jika tahu semua ini."

"Namjoon kuat, sayang. Kita harus mendukung dan memberi semangat kepadanya, sayang."

Tangisan masih memenuhi. Kedua orang tua hanya bisa memberikan ketenangan kepada anak mereka melalui pelukan dan kata penyemangat.

Taehyung berulang kali menghapus air matanya. Dia melirik kearah Jungkook yang tengah duduk di kursi tunggu dengan pandangan kosong.

Taehyung menepuk pundak Jimin yang berdiri disampingnya.

"Terima kasih ya," ucap Taehyung yang membuat air mata Jimin jatuh. Kedua teman itu saling memeluk satu sama lain.

"Aku sangat takut asal kau tahu. Darah mereka dimana-dimana dan tubuh mereka sudah mengeluarkan bau yang tidak enak. Aku tidak pernah menduga bahwa aku akan melihat semuanya secara langsung tadi."

Taehyung tersenyum tipis. Dia mengusap punggung Jimin yang bergetar. Temannya ini terlihat sedikir terguncang atas apa yang terjadi kepadanya hari ini. Siapa yang tidak akan terkejut ketika harus menemukan dan melihat mayat di depan mata sendiri?

"Iya aku tahu. Tapi kau dan Jungkook sudah melakukan hal yang benar. Kalau bukan karena kalian, kita tidak akan pernah tahu keadaan bibi yang sebenarnya dan Namjoon sunbae akan terus menganggap jika pak Jonghyun yang sudah membawa pergi bibi," ucap Taehyung.

Jimin melepaskan pelukannya. Dia menatap Taehyung dengan pipi yang basah.

"Benarkah? Aku sudah melakukan hal yang benar hari ini?" tanya Jimin dengan suara yang bergetar.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang