Bagian Kedelapan

709 96 31
                                    


Terkadang memang benar, hal yang paling bisa meruntuhkan seseorang adalah sebuah ucapan. Memang tidak menimbulkan luka fisik, tapi sebuah ucapan yang menyakitkan mampu menimbulkan luka batin yang berkepanjangan.

Taehyung menyenderkan punggung nya pada dinding dingin sel tahanan. Matanya menatap kosong kearah para teman sel nya yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Taehyung menghela nafasnya, total kacau saat bayangan wajah Sang adik kembali terlintas.

Ahn Myungsoo---pria yang berusia 35 tahun itu menatap Taehyung dengan bingung. Dia menyikut teman nya yang tengah sibuk dengan baju yang tengah dia jahit.

''Sejak masuk sel dia sering seperti itu. Kau tahu kenapa?"

"Aish! Bagaimana aku bisa tahu hyung. Memangnya kenapa?"

Myungsoo menatap tajam kearah temannya yang bernama Seokha.  Dia bertopang dagu, lalu kembali menatap kearah Taehyung.

''Ya bukan apa-apa. Aku heran saja. Memangnya dia terjerat kasus apa?" Tanya Myungsoo.

"Yang ku dengar sih, kasus kekerasan pada seniornya sendiri. Entahlah, tapi katanya dia hampir membunuh senior nya itu. Ck! Anak muda zaman sekarang memang seperti itu."

"Seperti itu bagaimana?"

Kim Youngcul---pemuda itu berdecak. Dia menghentikan kegiatan menjahit pakaiannya.

"Ya bagaimana lagi. Gampang sekali terpancing emosi. Tidak peduli mau itu senior atau bahkan guru mereka sekalipun, mereka akan melawannya. Ah, sudah tidak ada sopan santun sama sekali. Sedikit tersinggung saja langsung menghajar."

Tak!

Youngcul mengaduh saat kepalanya yang mendapatkan jitakan gratis dari Myungsoo.

"Jangan seperti itu, dulu kita bahkan lebih parah dari anak-anak zaman sekarang."

"Tentu saja berbeda. Anak-anak zaman sekarang itu kasar! Kalau tidak kasar ya mana mungkin banyak anak-anak sekolah yang masuk penjara, tuh contohnya seperti dia," ucap Youngcul sambil menunjuk Taehyung.

Myungsoo yang melihat itu langsung menggigit jari Youngcul.

"Ahk hyung!" Kesal Youngcul.

"Salah siapa kau main menunjuk orang seperti itu. Ingat! Kita ini sedang belajar menjadi orang baik. Kau ini!" Geram Myungsoo.

Tak lama kemudian datang seorang tahanan yang bernama Jaeyong, dia masuk lalu melemparkan tas yang dia bawa kepada Taehyung, membuat Taehyung terkejut bukan main.

"Tas mu kan? Aku sengaja meminta nya dari polisi supaya kau tidak terus melamun seperti orang tidak waras. Ya walaupun hanphone mu tidak bisa diambil tapi setidaknya kau bisa membaca buku pelajaran yang ada di tas mu," ucap Jaeyong lalu duduk disamping Myungsoo.

"Pintar sekali kau. Oh ya, tadi yang menjenguk anakmu?"

Jaeyong berdecak. Dia menyenderkan kepalanya pada bahu Myungsoo, membuat pemuda itu dengan kasar memukul kepala Jaeyong.

"Ahk sakit bodoh! Bukan! Hanya salah satu renternir yang mau menagih hutang!" Kesal Jaeyong.

"Astaga! Sudah tahu kau ada di dalam penjara masih saja mau menagih hutang," ucap Youngcul.

"Entahlah. Mungkin dia hanya beralasan menagih hutang padahal aku tahu dia hanya ingin melihat wajahku."

"Menjijikan sialan! Kau mau aku menjahit wajahmu itu bodoh!"

Myungsoo menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua temannya itu. Dia mendekati Taehyung lalu menepuk pundak Taehyung.

"Kau kenapa?" Tanya Myungsoo.

Justice For My Brother [ LENGKAP ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang