"Aku pikir aku akan terbiasa dengan semua hinaan itu."Sejin menoleh. Menatap Jungkook yang tengah tersenyum miris sambil memainkan jari-jarinya sendiri. Mereka saat ini tengah berada di taman rumah sakit.
"Aku kira aku akan terbiasa dengan penolakan ataupun dengan cacian yang terus diarahkan kepadaku. Tapi ternyata sama saja. Sakit sekali."
Air mata Jungkook jatuh namun dengan cepat dia pun menghapus nya dengan kasar.
"Aku tidak masalah kalau bibi itu tidak mau percaya pada semua perkataan ku, tapi yang membuat hatiku sakit karena bibi itu menanyakan bagaimana kedua orang tua ku mendidik ku. Katanya didikan nya mengerikan sekali, haha. Padahal yang selama ini mendidik dan mengajarkan ku banyak hal hanyalah Taetae hyung. Secara tidak langsung bibi juga menyebut didikan Taetae hyung buruk. Astaga hiks..Sakit sekali."
Sejin menatapnya iba. Dia menahan tangan Jungkook yang akan kembali menghapus air matanya. Jungkook terkejut.
"Jangan dihapus. Menangis tidak akan membuat mu terlihat lemah, Kook-ah. Kau bisa menangis ketika kau ingin, dan kau juga berhak tidak tertawa ketika kau tidak mau melakukannya. Itu wajar."
Bibir Jungkook bergetar. Air matanya kembali lolos.
"Tidak ada yang mengerti perasaan ku hiks..Semuanya menertawakan ku hyung hiks.. Semuanya seakan berbalik, tidak ada yang mau melihat ku atau sekedar memastikan jika aku baik-baik saja. Semuanya jahat."
Sejin tersenyum. Dia melepaskan tangannya yang memegang tangan Jungkook lantas menarik kepala Jungkook untuk bersandar pada pundaknya. Membiarkan anak itu meluapkan tangisan kepedihannya.
"Kenapa Tuhan begitu jahat? Sejak kecil aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tua ku, aku tidak punya teman, tidak memiliki kisah masa kecil seperti orang lain. Tumbuh besar aku dihadapkan dengan berbagai masalah lagi. Kedua orang tua ku bercerai, aku dibuang, kakak ku dipenjara meski tidak melakukan kejahatan apapun. Ditertawakan di kelas, dihina, bahkan ditatap sinis sepanjang aku berjalan hiks. Apakah itu belum cukup hyung?"
Tangan Sejin menepuk pundak Jungkook yang bergetar berulang kali.
"Aku hanya meminta keadilan hyung! Aku tidak meminta uang atau apapun, aku hanya minta keadilan atas kakak ku. Aku hanya berjuang untuk itu saja! Apakah aku salah?"
"Tidak. Kau tidak salah."
Jungkook menangis tersedu.
"Tapi kenapa tidak ada yang mau memberi ku keadilan itu ? Justru mereka malah semakin gencar mengelak dan menuduh! Itu menyakitkan lebih dari apapun. Aku juga manusia hyung, kakak ku juga masihlah manusia. Kami memiliki hak atas hidup kami, tapi kenapa mereka merampas nya? Kenapa jahat sekali hiks.."
"Semuanya akan baik-baik saja."
"Semua tidak ada yang baik-baik saja hyung!" Sentak Jungkook yang membuat Sejin tersentak. Jungkook menatapnya dengan mata yang memerah.
"Tidak ada yang baik-baik saja disini hyung, tapi kenapa hyung terus mengatakan hal itu?"
"Lalu apa yang harus aku katakan selain itu?" Tanya Sejin yang membuat Jungkook bungkam.
Sejin tersenyum. Dia memegang kedua bahu Jungkook kuat.
"Kalau kita terus mengeluh dan menganggap semuanya tidak akan bisa menjadi baik-baik saja, semuanya akan semakin buruk. Berkata semuanya akan baik-baik saja sama seperti mengucapkan harapan untuk ke depannya. Aku terus mengatakan hal itu karena aku berharap semua yang terjadi kepada mu akan segera berakhir dan kau akan baik-baik saja. Orang dewasa sering mengatakan hal itu untuk menguatkan. Karena mereka juga pernah mengalami hal buruk seperti mu, itulah mengapa orang dewasa sering mengatakan kalimat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Justice For My Brother [ LENGKAP ]
FanfictionJungkook hanya mencoba mendapatkan keadilan agar Sang kakak bisa terbebas dari tuduhan yang menjeratnya Bisakah dia melakukan nya? Ditengah keadaan keluarganya yang juga berantakan? Ditengah keadaan jiwa nya yang juga tidak setangguh yang orang lain...