(34) Sahabat Palsu

377 54 1
                                    

Kantin memang selalu ramai saat jam istirahat berlangsung, namun tiba-tiba menjadi hening saat Sergio masuk ke area kantin beriringan dengan Latisha. Menimbulkan berbagai bisik-bisik bahkan ada yang menatap Latisha dengan sinis serta meremehkan.

Menurut Pamela, Sergio tidak perlu mempedulikan hal itu. Yang perlu diperhatikan oleh Sergio adalah kesenangan Latisha. Bukan kesenangan mata yang memandangnya.

"Mau apa?" Tanya Sergio

"Samain aja" jawab Latisha sembari mengedarkan pandangannya ke arah lain. Ia menemukan ada bangku kosong tanpa pemilik.

Lantas Latisha berjalan ke arah bangku tersebut, duduk disana sembari menatap sekitarnya yang seolah sudah tau jawabannya tanpa Latisha atau Sergio menjelaskan.

Di sisi lain, Jeslin yang duduk tak jauh dari tempat Latisha duduk sangat ingin melabrak Latisha saat ini juga. Dengan dalih karena Latisha sudah merebut Sergio yang akan menjadi milik Jeslin.

"Lo mau kemana?" Tanya Sely sembari memegang pergelangan tangan Jeslin saat gadis itu berdiri dari duduknya

"Ngelabrak dia lah. Lo kira mau ngapain? Jumping?" Tanya Jeslin ketus

"Jangan Jes. Lo jangan cari mati disini. Lo nggak inget terakhir kali lo bikin masalah sama Latika apa yang terjadi" ucap Oliv

Jeslin memejamkan matanya rapat, kemudian duduk kembali di kursinya. Jelas ia mengingat saat terakhir kali bermasalah dengan Latika lantaran melempar bola basket tepat di punggung Latika karena Jeslin merasa kesal Latika lebih berkuasa dari dirinya. Siang harinya, Jeslin langsung masuk BK, mendapatkan hukuman skors 3 hari yang sebenarnya tidak sebanding dengan apa yang di perbuatnya.

"Terus gue harus gimana? Gue nggak terima dong Sergio yang deketin duluan gue, masa yang jadian malah Latisha" ucap Jeslin dengan suara pelan

"Diem aja. Jangan bikin masalah yang akibatnya malah bikin rapot lo merah" ucap Sely

"Lo nggak mau kan di skors lagi" tambah Oliv

Akhirnya Jeslin pasrah dengan Sergio yang kini sudah menyandang status sebagai kekasih seorang Latisha Pradipta. Tidak ada hal lain yang bisa di lakukan nya selain menjadi penonton dan diam.

Tak jauh dari tempat Jeslin, Mauren menatap sengit ke arah Latisha yang sibuk memainkan ponselnya seolah tanpa rasa berdosa, padahal seluruh SMA Salvator merutuki Latisha dalam hati.

"Lo udah tau kalau Sergio sama Latisha jadian?" Tanya Mauren pada Latika yang sibuk makan mie kuah lengkap dengan telur mata sapi berukuran besar

"Udah" jawab Latika acuh

"Kok lo nggak cerita sama gue?" Tanya Mauren dengan suara sedikit meninggi

"Gue kira lo udah tau"

"Nyebelin banget sih lo" nada kesal berasal dari mulut Mauren

Latika hanya menjawab dengan senyuman kemudian menyeruput jus apel yang ada di gelasnya. Sebenarnya ia tidak lagi berminat untuk berteman dengan Mauren, yang dikatakan Latisha ada benarnya. Mauren tidak sebaik kelihatannya, dan malah membawa hal buruk pada hidup Latika kedepannya.

"Oh iya gimana perkembangan Latisha di rumah? Dia pasti suka ngadu ke nyokap ya? Atau suk__"

Brakk

Latika memukul meja dengan keras membuat seisi kantin langsung terfokus ke arah Latika. Tak terkecuali Jeslin, Bara dan Latisha yang ikut menatap ke arah sumber suara. Meja yang diisi hanya 2 orang bisa seribut itu, padahal meja lain terasa tenang-tenang saja.

"Jangan jelek-jelekin Latisha di depan gue. Gue udah muak denger kayak gitu Ren" ucap Latika

"Dia bikin ulah lagi?" Tanya Mauren dengan tenang

My Flat BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang