(35) Berbaikan

365 48 0
                                    

Satu-satunya harapan Latisha adalah membuat orang di sekitarnya bahagia. Teman, keluarga dan orang-orang terdekatnya menjadi senang.

Tapi berbeda dengan kali ini, tiba-tiba Latika datang ke kamar Latisha kemudian memeluk Latisha dengan erat, menumpahkan semua air mata pada pundak Latisha seolah mengeluarkan semua beban yang ada dalam dirinya. Latisha membenci melihat Latika menangis, terutama karena temannya yang tidak pernah ada baiknya itu.

Berulang Latisha membantu Latika menenangkan dirinya, mengelus lembut punggung Latika. Karena Latika tidak mau menjawab saat Latisha bertanya kenapa dan ada apa. Seperti Latika ingin menangis sepuasnya lebih dulu, baru ia menjelaskan apa yang membuatnya seperti ini.

Latika melepaskan pelukannya setelah beberapa saat, kemudian menghapus sisa-sisa air mata di pelupuk matanya "terimakasih pundaknya. Gue seneng lo mau jadi bantalan mata gue" ucap Latika

"Lo ada masalah?" Tanya Latisha dingin lalu mendorong tubuh Latika pelan sampai duduk di sisi ranjang

"Maybe" jawab Latika

"Lo bisa cerita kalau mau. Tapi gue nggak kepo dengan masalah lo" ucap Latisha

Latika berdeham "gue mau minta maaf soal gue nggak dengerin omongan lo"

"Soal?"

"Mauren"

Latisha mengangguk sembari menyilangkan tangannya di depan dada "akhirnya lo sadar?"

"Iya"

"Terus sekarang lo mau ngapain? Berhenti berteman sama dia?" Tanya Latisha

"Gue coba"

Latisha mengernyitkan dahinya tidak percaya "mana mungkin lo bisa jauh dari Mauren"

"Gue bisa"

"Masa?" Tanya Latisha. Sejujurnya meskipun Latika adalah kembarannya, Latisha tetap tidak bisa percaya ucapan Latika dengan sepenuhnya. Lantaran Mauren sangat menempel jika dengan Latika. Seperti perangko dengan suratnya.

"Sorry udah bikin lo di kirim mama papa ke New York" ucap Latika lagi sembari mengingat saat dirinya sangat memohon pada kedua orang tuanya agar di jauhkan dari Latisha. Semenjak itu Latisha benar-benar di jauhkan, berbeda negara bahkan berbeda benua jauhnya.

"Permintaan maaf memang nggak akan mengembalikan keadaan. Gue tetap di dikirim kesana, nggak ada momen setahun gue disini kan? Jadi gue maafin. Semisal gue nggak maafin, gue juga nggak bisa mengembalikan waktu itu agar gue nggak di kirim ke New York. Jadi akan sama aja" ucap Latisha lalu mengulum senyum paksa.

"Lo maafin gue?"

"Gue maafin Ka"

Latika tersenyum Kemudian memeluk Latisha dengan erat. Ia menyesal baru menyadari jika Mauren tidak sepenuhnya baik. Latika menyesal untuk tidak mendengarkan perkataan Bara bahkan Latisha.

***

Sesuai janji yang dibuat dengan Sergio kemarin. Kini Latisha sudah berdiri tepat di hadapan cowok itu dengan senyum simpulnya tapi hanya dibalas senyuman sekilas oleh Sergio. Jangan bertanya kenapa, watak Sergio memang seperti itu jika tidak di bawah kendali Pamela atau jika tidak les dulu dengan Pamela sebelum menemui Latisha. Harusnya Sergio belajar lebih lama dengan Pamela

"Mau berangkat sekarang?" Tanya Latisha

"Besok" ketus Sergio kemudian masuk ke dalam mobilnya lebih dulu

"Bukain" ucap Latisha dari luar mobil menggunakan gerakan mulut. Tapi Sergio mengerti. Cowok itu malah menekan tombol pembuka kaca

My Flat BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang