Suatu rasa yang aneh tiba-tiba merasuk ke relung hati Sergio malam ini. Saat cowok itu sedang berkutat dengan buku catatan kimia nya, perasaan ingin bertemu dengan Latisha seolah hadir tanpa di minta. Berulang Sergio menepisnya jauh-jauh, menggantikan fikiran tentang Latisha dengan membaca keras rumus fisika yang ada di depannya. Tapi pikiran mengenai Latisha atau perasaan aneh itu tidak kunjung hilang.
Sergio meraih ponselnya yang berada di sebelah tumpukan buku paket tebal, menekan tombol on tapi tidak ada chat atau panggilan tidak terjawab dari Latisha. Padahal setiap kali Sergio belajar, gadis itu selalu mengirim chat sekedar mengucapkan semangat, selamat belajar dan jangan lupa makan. Jika Sergio tidak membalas, Latisha akan menelponnya berulang sampai membuat Sergio menggeram kesal lalu mengaktifkan mode pesawat. Tapi kali ini tidak ada hal yang bersangkutan dengan Sergio.
Cowok itu menepikan bukunya, membuka aplikasi chat lalu berniat menelpon tapi ia urungkan lantaran tidak mau jika sampai Latisha malah menggodanya.
Pintu di ketuk dua kali, Sergio menoleh ke belakang "masuk" ucapnya
Saat pintu terbuka, kepala Pamela muncul disana dengan cengengesan "makan malam dulu. Di suruh mama. Belajar juga butuh tenaga. Apalagi kangen. Lebih banyak tenaga" ucapnya lalu menyelonong pergi begitu saja.
Sergio berdecak, kembali menatap ponselnya lalu melihat jika akun Latisha sedang online menandakan jika gadis itu tidak sibuk dan sedang memainkan ponselnya. Sergio menekan tombol telpon tanpa berfikir panjang, beberapa saat langsung di angkat
"Udah selesai belajarnya?" Tanya Latisha dari seberang sana
"Belum. Istirahat disuruh mama makan" jawab Sergio kemudian tersenyum tipis
"Tumben nelpon duluan. Nanyain rumus kimia?" Tanya Latisha
"Enggak. Gue tutup ya. Mau makan" ucap Sergio
Latisha bergumam "iya. Selamat makan kulkas 2 pintu"
Sergio langsung memutuskan sambungan telepon. Perasaan aneh itu hilang saat Sergio mendengar suara dari Latisha yang lembut.
Setelah memberi batasan dan menutup buku, Sergio berjalan ke arah meja makan dengan meninggalkan ponselnya di atas meja belajar. Karena ia akan melanjutkan lagi belajarnya nanti seusai makan malam.
Sergio duduk di sebelah Pamela yang sudah sibuk dengan paha ayam di atas piring dan beberapa menu lainnya. Cowok itu mengambil beberapa menu yang sudah di siapkan lalu makan dalam diam sampai Bayu - papa nya berdeham membuat ketiga anaknya menoleh kompak ke arah papa nya, begitu juga dengan mama nya yang ikut menatap suaminya.
"Gimana Sergio? Latisha bisa ikut ke Bali?" Tanya Bayu
Karena Bayu lah yang memberikan ide liburan ke Bali. Lantaran sedang ada promo dan villa keluarga juga sedang kosong.
"Bisa Pa" jawab Sergio
"Udah izin sayang?" Tanya Dewi
"Udah ma"
"Mantap sama calon kapar" ucap Pamela lalu bertepuk tangan seolah kakaknya baru saja memenangkan piala citra sebagai aktor bucin terbaik
"Apaan kapar?" Tanya Saga
"Kakak ipar. Gitu aja gak tau" ketus Pamela
"Gimana Sabrina Ga?" Tanya Bayu. Sabrina yang di maksud adalah pacar dari Saga yang juga diajak ikut dalam liburan keluarga kali ini
Saga menggeleng kecewa "dia ada kerja part time Pa setelah UAS" jawab Saga
"Ya udah berenam aja. Nanti papa pesankan tiket" ucap Bayu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Teen FictionKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...