Sergio melepas hoodie warna hitam miliknya, melempar hoodie itu ke keranjang baju kotor yang berada di pojok ruangan. Lalu Sergio merebahkan tubuhnya diatas ranjang king size di kamarnya, menatap langit-langit sembari mengingat jika ternyata Latisha memiliki phobia juga dalam dirinya.
Cowok itu menggeleng, tidak ada pentingnya mengetahui phobia gadis itu. Sergio beranjak dari ranjangnya, mengganti pakaiannya kemudian belajar pelajaran yang akan diajarkan besok. Hal itu akan menambah pengetahuan Sergio dan untuk mempertahankan ranking kelasnya.
"Kak Gio" ucap Pamela dari luar sembari mengetuk pintu kamar kakaknya
"Masuk aja" ucap Sergio
Pamela mendorong pintu berwarna cokelat itu, lalu duduk di sisi ranjang sembari menatap Sergio yang masih menatap buku paket Fisika di hadapannya
"Kak dengerin Pamela ngomong" pinta Pamela
"Iya" jawab Sergio tanpa menoleh sedikitpun ke arah adiknya
Pamela memutar bola matanya, seandainya saat ini Saga berada di rumah, Pamela akan lebih menyukai berbicara dengan cowok itu. Tapi sayangnya Saga sedang ada balapan di luar bersama dengan geng motornya, menjadikan Pamela tidak memiliki pilihan selain berbicara dengan Sergio yang cuek dan datar.
"Katanya mau ngomong" ucap Sergio
"Iya. Mela deket sama cowok kak" ucap Pamela
"Ya bagus" hanya itu respon yang diberikan Sergio. Bukan seperti Saga yang akan bertanya macam-macam dan diinterogasi secara detail
"Kok bagus?" Tanya Pamela dengan mata terbelalak tidak percaya dengan pernyataan dari Sergio
Sergio memutar tubuhnya 90 derajat sampai menghadap ke arah Pamela yang mengerucutkan bibirnya
"Ya bagus, ada yang mau sama cewek bawel kayak lo"
"Pamela itu bawel cuma sama kak Sergio aja. Kalau sama lainnya enggak" ucap Pamela lalu menyibak rambutnya ke belakang
"Perasaan lo aja Mel" jawab Sergio. Lagi-lagi tanpa ekspresi. Mungkin bukan lagi-lagi, tapi memang selalu tidak ada ekspresinya. Senyum tipis pun sepertinya memang tidak ada
"Kakak habis dari mana jam segini baru pulang?" Tanya Pamela. Karena ia melihat jam di dinding sudah menunjukkan angka 9:30 saat Sergio masuk ke dalam rumah.
"Nyari udara seger" jawab Sergio asal sembari memutar badannya lagi. Tidak ada hal penting lainnya yang perlu Pamela bicarakan
"Seger apanya? Jam segini itu malah kotor-kotornya kak. Karbon dioksida itu nggak baik buat kesehatan. Katanya ranking 1 tapi nggak terdengar pinter tuh" ucap Pamela yang lebih tepat pada sebuah sindiran.
Sergio hanya bergumam sembari mencoret lalu menggaris beberapa bagian buku yang dianggapnya penting dan perlu ia tandai. Menghafal beberapa rumus yang tidak terlalu sulit karena Sergio ahli dalam bidang ini.
"Pamela balik dulu. Nggak asik ngomong sama kakak" ucap Pamela kemudian beranjak pergi. meninggalkan Sergio yang sama sekali tidak bergeming dengan ucapan Pamela. Dirinya malah diam dan melanjutkan belajarnya.
***
"Kamu dari mana Sha jam segini baru pulang?" Tanya Bara sembari melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit
Latisha bergumam "makan kak" jawab Latisha
"Makan?"
"Iya Kak. Ya udah Latisha ke kamar dulu" ucap Latisha kemudian berlari kecil meninggalkan ruang tv yang dilaluinya. Memilih menaiki tangga daripada menunggu lift, lalu akan di hujani Bara dengan pertanyaan yang bermacam-macam atau lebih tepat dengan interogasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/251572534-288-k286913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Fiksi RemajaKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...