Sergio bersin berulang kali merasakan ada rasa akan flu hari ini. Selain karena kehujanan, itu juga karena kemarin sore Liana memaksa Sergio untuk membeli minuman kaleng dingin di depan rumah. Dan dengan pintarnya Sergio setuju begitu saja.
"Udah lama?" Tanya Latisha saat gadis itu sudah masuk ke dalam mobil Sergio
"Barusan" jawab Sergio lalu bersin kembali
"Tuh kan kamu jadi sakit. Ini pasti flu. Nanti kita mampir ke apotik dulu ya" ucap Latisha
"Nggak usah. Tadi udah minum obat kok dari mama" jawab Sergio "kita berangkat sekarang ya" sambung cowok itu
"Ya udah" jawab Latisha
"Oh iya itu di jok belakang ada titipan dari mama. Katanya buat calon menantu tercinta" ucap Sergio saat mobilnya sudah menjauh dari kediaman Latisha.
Latisha menoleh, ada kotak makan yang tergeletak disana. Gadis itu dengan sigap mengambilnya lalu membuka kotak makan berwarna merah muda bertutup putih itu, kemungkinan ini milik Pamela.
Ada roti bakar dengan selai kacang dan sekotak susu rasa cokelat yang di taruh bersebelahan. Latisha langsung mencomotnya, memakan dengan lahap meskipun ini di jalan. Makanan dari calon mertua memang beda rasanya.
***
Pelajaran olahraga di bawah sinar matahari benar-benar menyengat kepala Sergio. Cowok itu tidak enak badan, di tambah dengan sinar yang langsung menyerang otaknya. Rasanya Sergio ingin sekali pulang dan tidur di rumah. Tapi hal itu akan membuat ilmunya sedikit berkurang dan bisa menurunkan rangkingnya untuk semester ini.
Permainan bola basket yang selalu di menangkan oleh tim Revan benar-benar terlihat sulit di menangkan tim lain. Apalagi Sergio yang sepertinya tidak ingin ikut dalam hal ini.
"Panas kayak mau di oven rasanya" ucap Latisha sembari melihat teman-temannya menggiring bola. Latisha duduk di tribun bersama dengan teman-teman yang lainnya, hanya sedikit menjauh 2 meter dari perkumpulan itu. Fokus Latisha tetap ada di Sergio yang hanya berjalan mengikuti arah bola
"Minum dulu" ucap Brian sembari memberikan sebotol air mineral dingin yang dibelinya. Sebenarnya air mineral itu akan Brian berikan untuk Revan. Tapi karena Latisha terlihat lebih membutuhkan, Brian memberikannya kepada gadis itu.
Brian duduk di sebelah Latisha dengan diberi jarak dua jengkal.
"Thanks" ucap Latisha lalu meneguk air mineral tersebut sampai menyisakan setengah bagian.
"Bri" panggil Latisha
Brian bergumam tidak tertarik dengan panggilan gadis di sebelahnya. Mata Brian terus menatap Revan yang jauh disana dan sesekali berteriak saat Revan menggiring bola
"Menurut lo Sergio itu gimana?" Tanya Latisha
"Gimana apanya?" Tanya Brian balik yang tidak mengerti maksud pertanyaan Latisha
"Sifatnya atau apa gitu"
"Baik. Dia itu orang baik, cinta banget sama lo cuma kadang dia gengsi buat memperlihatkan itu" jawab Brian
Latisha diam tak bergeming, menatap Sergio yang sedang berjalan-jalan di lapangan tanpa berlari mengejar bola. Jelas terlihat raut lelah disana tapi tidak bisa meninggalkan tim nya.
"Kenapa tumben nanyain?" Tanya Brian
"Bukan apa-apa. Gue belum pernah tanya aja soal Sergio dari temen-temennya" jawab Latisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Novela JuvenilKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...