Sembari mengantri menunggu absen di finger print, Latisha memainkan ponselnya. Membuka e-book dan membaca beberapa materi yang akan diujikan dalam ulangan harian Fisika kali ini. Otaknya akan berputar selama waktu berlangsung nanti dan memanfaatkan waktu tersebut untuk belajar
Mata Latisha berhenti saat menatap Sergio yang tengah berkutat dengan ponselnya, membuka salah satu aplikasi belajar. Berbeda dengan ketiga temannya yang sibuk pada game di ponselnya dengan sangat bising. Sebetulnya Sergio ini memiliki sifat yang berbeda jauh dengan ketiga temannya, tapi mereka selalu berjalan beriringan dan kompak.
Beberapa waktu setelah Latisha menaruh ranselnya di atas meja, Pak Hasan - guru Fisika datang dengan suara bariton mengintruksi ke semua siswa agar memasukkan buku dan ponselnya nya ke dalam tas, dan hanya ada pulpen atau pensil yang diatas meja, lembar jawaban dibagikan oleh Sergio selaku ketua kelas beserta dengan soal yang berbeda pada setiap anak.
Latisha membaca soal satu persatu, otaknya yang kadang lambat kadang cepat sedikit menyusahkan nya kali ini.
***
"Sulit banget soalnya gila" ucap Tabita sembari memegangi kepalanya yang puyeng karena soal ulangan Fisika hari ini benar-benar tidak bisa di logika
Latisha terkekeh "sulit tapi gue udah belajar sejak kemarin jadi yakin nggak yakin sih"
Tabita berdecak "gue udah belajar juga. Tapi pas lihat wajahnya pak Hasan yang garang, gue jadi grogi sendiri" jawab Tabita
Sementara siswa-siswi menunggu di luar kelas dan Pak Hasan ada di dalam kelas sedang menilai ulangan harian mereka dan akan segera mengumumkan siapa saja yang masuk dalam daftar merah alias remidi
"Tapi gue kurang yakin, kalau gue nggak remidi kali ini" ucap Tabita dengan
"Anak-anak silahkan masuk" ucap Pak Hasan membuat siswa-siswi nya langsung menyerbu kelas kemudian duduk di bangku masing-masing.
Latisha duduk dengan menyilangkan kedua tangannya di atas di atas meja. Mendengarkan apa yang akan di bicarakan oleh Pak Hasan
"Bapak cukup kecewa dengan kelas ini. Hanya beberapa siswa yang nilainya di atas kkm. Lainnya dibawah jauh" ucap Pak Hasan terjeda membuat beberapa siswa mendesah kecewa
"Yang nilainya di atas KKM, Fanny Lestari, Radit Prasetya, Sergio Nakula Alvaro, Alatas Regandi Dewantara, Glencia Putri dan Zoya Latisha Pradipta. Selama sisa waktu yang ada, siswa yang tidak bapak sebutkan akan melakukan remidi pertama. Sedangkan ke enam nama yang bapak sebutkan, silahkan meninggalkan kelas" ucap Pak Hasan dengan suara tegas
"Anjir gue remidi" gerutu Aldi sembari mengacak rambutnya kasar
"Makanya jangan main game mulu. Belajar" ucap Sergio sembari mengeluarkan ponsel dari tas nya. Ia akan mengikuti teman-temannya ke kantin kali ini
"Mana bisa lo hafal hukum kalor kalau yang lo hafal cuma first blood, request the battle" tambah Sergio kemudian beranjak pergi meninggalkan bangkunya. Mengekor di belakang teman-temannya yang lain
Saat teman-teman nya berbelok ke arah kanan dimana kantin berada, Latisha malah lurus membuat Sergio berhenti di persimpangan tersebut, menatap Latisha yang lurus dan keempat temannya yang ke arah kantin dengan bergantian. Sergio memutar otak untuk menentukan keputusan, sebenarnya cowok itu belum lapar karena ini masih jam 8 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Ficção AdolescenteKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...