Otak Latisha sama sekali tidak bisa berfikir panjang sejak jatuhnya ia tadi pagi di parkiran, menjadi tontonan dan hal tersebut tidak luput dari pendengaran Latika dan Bara yang memang satu sekolah dengannya. Gadis itu bukan memikirkan nama baiknya, tapi memikirkan luka-luka dari lengan Sergio dan beberapa lebam di bahu cowok itu. Latisha merasa bersalah kali ini. Karena kecerobohannya, Sergio menjadi celaka.
Ingin menanyakan kabar, tapi ponsel Latisha hilang entah kemana, saat di cari di area parkir pun sudah tidak ada dengan keadaan nomor yang sudah tidak aktif, dicari melalui cctv pun juga tidak ada, terpental nya kemana juga tidak terlihat di kamera karena banyaknya siswa yang berlalu lalang
"Gue harus beli hp baru" ucap Latisha kemudian mengambil tas yang berada di dalam lemari, memakai flat shoes warna maroon yang senada dengan atasannya.
Seusai memperhatikan jika penampilannya sudah cukup, Latisha keluar dari kamarnya, menunggu lift lalu turun ke lantai satu. Dengan berlari kecil dan langkahnya dihentikan dengan suara bariton dari Bara yang kini sedang menonton tv dengan mama nya
"Latisha mau kemana?" Tanya Bara
"Beli hp" jawab Latisha enteng. Seolah dirinya akan membeli kacang di pasar
"Buat apa sayang?" Tanya Caca heran. Pasalnya gadis itu baru membeli hp sekitar satu bulan yang lalu saat di New York. Tidak mungkin dalam jangka waktu satu bulan, sebuah hp seharga satu unit motor bisa rusak dengan begitu cepat
"Hp nya ilang ma" Bara lah yang menjawab pertanyaan dari mama nya
"Ilang dimana Bara?" Tanya Caca
"Di sekolah. Habis mau ketabrak motor, di slametin sama temen sekelasnya ma. Ceroboh Latisha Ma. Bara nggak tau langsung, cuma denger ceritanya temen-temen aja" jelas Bara. Memang saat kejadian berlangsung, Bara belum datang ke sekolah dan hanya mendengarnya dari cerita teman sekelas yang heboh karena sebagian dari mereka mengklaim jika dirinya mengidolakan sosok Sergio.
Caca menutup mulutnya lalu bangkit dari duduknya, mendatangi putri nya lalu memeriksa seluruh bagian tubuh gadis itu "kamu gimana? Ada yang luka? Atau ada yang sakit? Perlu massage?" Tanya Caca bertubi, mengkhawatirkan sosok Latisha yang memang sedari kecil terlahir ceroboh sama seperti mama nya.
"Ma. . Nggak perlu. Latisha baik-baik aja. Sekarang Latisha cuma perlu hp aja" jawab Latisha kemudian tersenyum
"Syukurlah. Kamu udah ganti kasa sayang?" Tanya Caca
"Nanti sore ma"
"Bara kamu antar kan Latisha beli hp" suruh Caca sontak membuat Latisha membelalakkan matanya. Latisha bisa membelinya sendiri, mengendarai mobil sendiri bahkan Latisha bisa datang seorang diri di iPhone store.
"Ma, Latisha bisa sendiri" ucap Latisha yang mulai gemas dengan kecemasan mamanya yang mulai berlebihan
"Bara temenin" suruh Caca dengan nada tegas. Dengan artian jika perintah wanita itu tidak lagi bisa dibantah
"Iya Ma" jawab Bara sembari mencari kunci mobil di saku celananya kemudian menarik pergelangan tangan Latisha
"Ma Latisha berangkat dulu" pamit Latisha dengan suara setengah berteriak karena dirinya sudah ditarik oleh Bara.
***
Latisha menatap berbagai warna iPhone 12 keluaran terbaru bulan ini yang berjajar di etalase, dan pilihannya jatuh ke warna silver yang paling mencolok di matanya. Series ini berbeda dari ponselnya kemarin yang merupakan keluaran sebelumnya.
Membayar dengan berlembar-lembar ratusan ribu, Latisha sudah bisa membawa ponsel pilihannya pulang saat ini. Mengaktifkan nya dengan segera, dengan nomor baru dan dengan sosial media dengan akun yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/251572534-288-k286913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Roman pour AdolescentsKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...