Rintik hujan turun pagi ini, Latisha sedang makan bersama dengan Mama, Papa dan Bara sembari menunggu Sergio datang dan menjemputnya.
"Besok Latika pulang dari Amrik ya pa?" Tanya Latisha
"Iya sayang. Lusa sampai rumah" jawab Samudra
Latisha mengangguk-angguk lalu melanjutkan makannya kembali.
"Kamu makan yang banyak. Saya udah beliin kamu kalung, mungkin cocok" ucap Samudra sembari mengelus lembut rambut istrinya. Caca tersenyum menanggapi. Suaminya memang tidak pernah gagal dalam membahagiakan anggota keluarganya. Meskipun tanpa di minta, selalu ia lakukan.
"Makasih ya Pa" ucap Caca
"Iya Ma. I love you" ucap Samudra
"I love you more" jawab Samudra kemudian tersenyum begitu hangat.
Latisha berdeham lalu menampilkan senyum menggoda di wajahnya "Latisha pengen deh kalau udah besar, punya suami kayak papa begini. Selalu romantis sama mama" ucap Latisha
Caca dan Samudra tersenyum kompak sembari menatap kedua anaknya bergantian.
Selang beberapa waktu suara heels yang beradu dengan lantai terdengar mendekat ke arah ruang makan. Karina - sekertaris papa nya datang dengan senyum mengembang di wajahnya. Latisha melengos begitu saja, ia tidak menyukai dengan sekertaris berusia 25 tahun itu. Selain karena mereka tidak akrab, penampilan Karina lebih tepat menjadi wanita penggoda. Pakaian yang serba minim tanpa malu memperlihatkan terlarang yang tidak seharusnya ia perlihatkan, apalagi ia bekerja untuk seorang laki-laki. Benar-benar tidak tau malu.
Setidaknya cukup sering mama dan papa nya meributkan tentang Karina. Caca selalu menyuruh suaminya untuk memecat sekertaris seperti itu. Tapi karena kontrak kerja wanita itu baru berakhir 2 tahun lagi, Samudra tidak bisa melakukannya, ia juga terikat dengan kontrak tersebut. Selain itu, saat wawancara dulu Karina berpakaian cukup rapi dan sopan sehingga Samudra memilihnya. Tapi lama kelamaan seperti itu, di tegur tidak bisa, dan cenderung melawan dengan dalih pakaian tidak akan mengganggu otaknya.
"Pak saya datang kesini untuk menyerahkan map berisi kontrak kerja dengan perusahaan yang ada di Kalimantan" ucap Karina sembari memberikan map berwarna hijau itu kepada bosnya.
Caca hanya memasang senyum hangat meskipun, wanita itu sama sekali tidak menyukai sekertaris suaminya.
"Kan bisa kamu berikan nanti sewaktu saya ke kantor" ucap Samudra dingin, tatapannya datar sama seperti Sergio saat pertama bertemu dengan Latisha dulu.
"Maaf Pak, saya hari ini ada acara sampai jam 8. Semua jadwal Pak Samudra sudah saya atur" ucap Karina
"Karina, kamu nggak ingin sarapan dulu?" Tanya Caca basa-basi. Pertanyaan yang diajukan perempuan itu bukanlah sungguhan.
"Boleh Bu Caca?" Tanya Karina
"Ma, tapi kan aku nggak bisa makan sama orang asing" ucap Bara saat Karina hendak duduk di sebelah mama nya.
Karina kembali meluruskan tubuhnya dan berdeham, rasanya seperti di permalukan tapi bos nya tidak membela sama sekali
"Kalau begitu saya akan sarapan di luar" ucap Karina
Ponsel Latisha bergetar
Sergio is Calling
"Halo, udah sampai?" Tanya Latisha
"Udah sayang" jawab Sergio
"Bentar ya" ucapnya
"Iya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Flat Boyfriend
Teen FictionKembar bersaudara harusnya sama, namun ini tidak. Moza Latika Pradipta dan Zoya Latisha Pradipta, memiliki sifat berbanding terbalik, bahkan berlawanan. Tidak pernah sinkron dan tidak pernah akur. Dipertemukan dengan laki-laki yang baik, dengan cara...