40 - Sebuah Pilihan

17 4 0
                                    

Cinta yang tulus itu selalu merasakan kesedihan dari pasangannya.

*****
Hari semakin petang, lampu-lampu jalan terlihat menyinari sebagian jalan trotoar.

Langkah kaki seorang gadis yang terlihat lemah, seakan tak mampu lagi menyeret kakinya lebih jauh.

Berkali-kali ia berhenti sejenak di kursi yang ia lalui, sekedar menenangkan tangisannya, atau kembali melanjutkan tangisannya.

Siapapun yang melihatnya akan tahu betul betapa hancurnya gadis itu, seakan-akan tak ada lagi harapan dalam hidupnya.

Saat bersusah payah menenangkan tangisannya, Yuki terkejut ketika tatapannya menangkap sepatu sneakers putih tepat di depannya.

Kepala Yuki perlahan terangkat, tangisnya semakin pecah ketika menyadari siapa yang berdiri di depannya.

Tanpa diminta pun Yuki segera berdiri dan menghamburkan diri kepelukan orang itu.

*****

Setelah menuruni bukit beberapa saat yang lalu, kini mobil Aldo tengah melaju kencang di jalan raya Makassar.

Atas arahan yang diberikan Arka, mereka sampai di rumah yang mereka tuju.

Keduanya segera keluar mobil, dan dengan tergesa-gesa segera memencet bel rumah.

Tak lama kemudian, terlihat seorang pembantu rumah tangga berlari ke arah pagar.

"Mbak, Ifi ada di rumah nggak?" Tanya Arka tanpa basa-basi.

Pembantu rumah tangga itu menatap Aldo dan Arka bergantian. "Nggak ada, baru aja keluar," ucapnya.

"Kalau boleh tau kemana yah bi?" Tanya Aldo.

"Saya juga kurang tahu, tapi biasanya kalau Non keluar cuma ketemu temen."

"Lo tahu di mana rumah temen Yuki yang lain?" Tanya Aldo pada Arka.

"Nggak."

"Gimana sih lo, masa rumah temen sekelas aja nggak tahu!" Kesal Aldo.

"Yah mana gue tahu, gue bukan cowoknya!" Balas Arka tak kalah kesal.

"Emang lo nggak pernah pergi jengukin temen lo yang sakit?"

Arka terlihat diam sesaat lalu menjawab, "gue nggak ikut begituan."

"Yah terus sekarang harus gimana?!"

"Ya udah, ke mobil aja dulu, nanti gue tanya temen gue yang lain."

Keduanya pun melangkah kembali menuju mobil.

Percuma saja menanyakannya pada Arka, si tipe cuek bebek yang selalu mendoakan temannya lama sakit agar dosanya diampuni.

*****

Ketiga cowok itu berdiri di depan sebuah kafe, setelah Arka menelpon Marcel, cowok itu dengan cepatnya menyusul ke tempat yang Arka katakan.

"Lo yakin mereka di sini?" Tanya Aldo sembari menatap kafe di depannya.

Marcel mengecek ponselnya, melihat sebuah foto di sana. "Dari instastory sih di sini, ini juga baru beberapa menit yang lalu."

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang