45 - Mencintai Tak Harus Memiliki

52 3 0
                                    

Ada hal-hal yang perlu dilepas, meski awalnya sulit, perlahan-lahan membaik. Sebab begitulah hidup, tidak semua hal itu diciptakan untukmu, kadang mereka hanya hadir sebentar lalu pulang pada pemiliknya.

*****
Sudah beberapa hari Luthfi dirawat di rumah sakit, dan setiap hari pula Yuki menyempatkan diri menjenguknya.

Keadaan Luthfi memang sudah membaik, hanya saja ia mengalami cedera tulang kaki yang membuatnya tidak bisa banyak bergerak.

Dokter pun sudah mengizinkan jika Luthfi ingin beristrahat di rumah saja, akan tetapi Sonya bersikeras agar putranya itu mendapat perawatan di rumah sakit hingga benar-benar pulih total.

"Hai, aku datang," sapa Yuki ketika membuka pintu dan melihat Luthfi yang duduk di ranjang dengan wajah lesu.

Tetapi wajah lesunya seketika hilang ketika melihat Yuki, Luthfi tersenyum bahagia menatap gadis itu.

"Hai, kamu datang," balas Luthfi.

Yuki menghampirinya dan duduk di sebelah ranjang setelah meletakkan keranjang buah di nakas samping tempat tidur.

"Nungguin aku yah?" Goda Yuki.

"Nggak juga sih, cuman kan kamu setiap hari jengukin, jadi aneh aja kalau tiba-tiba nggak dateng," Luthfi beralasan.

Yuki hanya terkekeh. "Gimana kondisi kamu hari ini?" Tanyanya.

"Baik kok, kamu tahu kan kalau aku sebenernya udah boleh pulang tapi masih harus terjebak di sini gara-gara mama."

Yuki tersenyum, ia mengambil sebuah jeruk yang disediakan rumah sakit lalu mengupasnya.

"Kalau gitu aku punya kabar baik buat kamu," ucap Yuki.

Luthfi mengerutkan alis. "Kabar apa?" Tanyanya.

"Makan dulu nih." Yuki menyodorkan jeruk yang sudah dikupasnya.

"Aaaaaa." Luthfi justru membuka mulut agar Yuki menyuapinya.

"Dasar!!" Kekeh Yuki namun tetap menyuapi cowok itu.

Luthfi tersenyum. "Terus beritanya apa?"

"Tadi aku nggak sengaja ketemu tante Sonya sama dokter, terus aku denger kalau kamu udah boleh pulang besok," jelas Yuki.

"Beneran?" Tanya Luthfi.

Yuki hanya menganguk memperjelas, dan tak disangka Luthfi justru memeluknya dengan girang seperti anak kecil yang baru saja diberi mainan baru.

Sadar akan perbuatannya, Luthfi buru-buru melepas pelukannya, dan mereka berdua hanya bisa tersenyum canggung.

Padahal udah lama gue naksir sama Yuki, tapi kenapa kalau deket banget sama dia tetap deg-degan sih! Kesal Luthfi dalam hati.

"Maaf ki, aku nggak maksud, cuman kesenengan aja, soalnya bosan banget di rumah sakit," ucapnya dengan tersenyum kikuk.

Yuki tersenyum tulus berusaha terlihat biasa saja, meskipun sebenarnya jantungnya sudah tak keruan. "Nggak papa kok, kamu kalau lagi seneng kan emang kayak anak kecil," goda Yuki.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang