Menjadi tangguh tidak harus selalu berpura-pura terlihat kuat.
*****
Seorang wanita paruh baya terlihat mengetuk pintu sebuah kamar, sudah beberapa menit yang lalu ia berdiri di sana, tetapi sang empu kamar tak kunjung membuka pintu.Wanita itu mulai gelisah, pasalnya sedari kemarin, jangankan untuk makan, putranya itu bahkan enggan keluar dari kamarnya.
Situasi yang semakin hari semakin memburuk membuat ia tak bisa berpikir dengan jernih.
Wanita itu menoleh saat seorang pria paruh baya memegang pundaknya dari belakang.
"Sudah, kamu istrahat saja, biar saya yang membujuknya," ucap pria itu.
Wanita itu tersenyum. "Tidak apa Mas, saya merasa bersalah dengan mereka, karena kita, kehidupan anak kita jadi seperti ini."
"Jangan dipikirkan lagi, mereka sudah mulai dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri, suatu saat mereka juga akan sadar, ini semua untuk kebaikan mereka."
"Sudah, kamu istrahat saja, pikiranmu juga pasti sedang kacau memikirkan anakmu." Pria itu mengambil piring di tangan istrinya. Ia memasuki kamar putranya tanpa mengetuk pintu karena tahu putranya itu selalu tidak mengunci pintunya.
Wanita itu menatap iba pada pintu yang mulai tertutup kembali. "Apa yang sudah kulakukan pada mereka, pada anak-anakku?"
*****
"Sekarang gue bisa dong jadi pacar kakak," ucap gadis dengan rambut dikepang.
Sementara itu, cowok yang berdiri beberapa langkah darinya mengerutkan kening, ia menatap gadis itu aneh.
"Sejak kapan kesepakatan kita jadi seperti itu," kata cowok itu.
Gadis itu terlihat kesal dengan ucapan sang cowok. "Kak! Kemarin kakak janji, kalau gue berhasil buat Kak Arka dan Kak Yuki putus, Kakak mau jadi pacar gue!"
Cowok itu memanyunkan bibir sembari mengangkat sebelah alisnya. "So, itu kemarin, sekarang beda lagi," ucapnya enteng.
"KAK BARA!!" Teriak gadis itu kesal.
"Anya, asal lo tau, Yuki itu sebenernya mantan gue, dan gue nyuruh lo buat rusak hubungan dia dengan Arka itu untuk balas dendam gue karena Yuki nggak mau balikan sama gue, jadi ... lo itu, nggak lebih dari sekedar alat buat gue, paham sayang!"
"Kak Yuki mantan Kak Bara?" Tanya Anya seoalah tak percaya.
"Yah! Cantik kan, yang seperti dia tipe gue, sayang dia itu bandel, jarang nurut sama apa yang gue omongin."
"Jadi ... maksud semua ini apa Kak, Kakak lupa kalau Kak Bara udah janji mau nerima cinta Anya kalau Anya berhasil mutusin mereka?!"
Bara menghela nafas lelah. "Hadeh! Lo tuh bisa banget yah dibego-begoin sama ucapan receh kek gitu, yang terpenting sekarang, tujuan gue udah tercapai, DAN GUE BAHAGIA!!" ucapnya sembari berlalu pergi.
Sementara itu Anya hanya menatap nanar punggung Bara yang perlahan hilang ditelan gelap malam.
"DASAR SINTING, KAMBING, ANJING, AHHH!!!" Teriaknya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya saat dihadapkan pada dua orang yang sama-sama berarti untuk hidupmu. Siapa yang akan kamu pilih saat diharuskan memilih? Ini tentang bertemunya tiga orang manusia dalam cinta yang sama. Yuki harus dihadapkan pada mantan kekasih yan...