3 - Bekerja

128 49 28
                                    

Pertemuan-pertemuan pertama memang selalu terasa menyebalkan

13 April 2020, 22:05

*****

Hidup bukan hanya rasa manis, tapi terkadang asin, kecut, juga hambar. Kadang kala kita pun harus merasakan pahit untuk tau seberapa sulit kehidupan itu dan untuk mengucap rasa syukur pada pencipta.

Tapi itulah manusia, terkadang hanya mengingat penciptanya saat kesulitan. Saat bahagia ia hilang entah kemana.

Yuki tengah melamun di kamarnya, akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang menguras emosi, ia menatap jam dinding berwarna biru yang jarumnya terus berputar.

Seketika Yuki terperanjat, sudah pukul setengah empat sore, ia lupa jika hari ini harus wawancara kerja.

Dasar Yuki, bagaimana bisa ia diterima jika wawancara saja sudah terlambat.

Sebenarnya bukan pekerjaan kantoran, terlebih tidak mungkin ada kantor mempekerjakan seorang anak SMA, hanya saja kedisiplinan waktu tetap yang utama dalam pekerjaan apapun itu.

Yuki bergegas, diambilnya kunci motornya dan menuju lantai bawah.

"Mau kemana?" Tanya Abel adik Yuki yang masih berumur 10 tahun itu.

"Keluar bentar ya, ada urusan. Jaga rumah ok," jawab Yuki sambil merapikan rambutnya.

"Mama papa kan belum pulang, masa Abel sendirian sih di rumah," ucapnya kesal.

"Nanti kakak beliin batagor deh," tawar Yuki.

Seketika mata Abel berbinar mendengar kata batagor, makanan favorit nya. "Bener yah?"

"Iya bener."

"Janji dulu." Abel mengacungkan jari kelingkingnya sebagai tanda janji mereka.

Yuki pun menautkan kelingkingnya pada kelingking Abel. "Iya janji, yaudah kakak pergi. Jangan buka pintu kalau orang nggak kenal ok."

"Oke kak."

*****

Yuki memarkirkan motornya di depan minimarket. Ia melihat sekeliling, di sini cukup ramai, beruntung minimarket tersebut tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Ia pun masuk kedalam ninimarket tersebut. "Permisi mbak," sapa Yuki sambil tersenyum.

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Jawab pegawai itu sambil tersenyum.

"Saya yang mau ngelamar kerja."

"Oh, mari saya antar ketemu Bos saya."

Yuki pun mengikuti pegawai tersebut dan menuju ruangan yang pasti ruangan Bosnya.

"Permisi Pak, yang ingin melamar bekerja sudah datang," ucap pegawai tersebut pada Bosnya.

"Suruh saja masuk," titahnya.

"Masuk aja, dia Luthfi anak dari pemilik minimarket ini, dia baik kok," ucap pegawai itu sambil tersenyum dan pergi.

Yuki pun masuk, betapa terkejutnya ia melihat siapa di dalam. Seorang lelaki bermata agak sipit, beralis tebal, idaman.

Tidak seperti yang ia bayangkan, ia kira akan bertemu bos dengan perut buncit dan kepala yang botak.

"Pe ... permisi pak," ucap Yuki gugup dan tersenyum canggung.

"Ohh, silahkan duduk."

Luthfi menatap gadis di depannya, sedikit terkejut karena pikirnya yang akan melamar bekerja adalah gadis yang lebih dewasa dan berpengalaman.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang