26 - Sebuah Alasan

26 6 0
                                    

Jika diharuskan datang ke tempat yang berbeda di waktu yang sama. Menghindari keduanya adalah jalan ninja.

17:00, 24 Agustus 2020
*****
Yuki menatap undangan yang terlihat mewah itu, pikirannya semakin kacau mengetahui hari minggu juga menjadi hari resepsi acara tersebut.

Nama Sonya Vabiola bersanding indah dengan Lukman Afardi. Yuki tidak pernah tahu nama lengkap papa Arka, tapi Yuki semakin yakin dengan adanya kata Fardi di situ.

"Bisa gila gue mikirin ini semua."

Yuki menjatuhkan tubuhnya di kasur, memejamkan mata dan mencoba berpikir tenang. Kenapa harus dia yang sepusing ini?

Dering ponsel menbuyarkan lamunan Yuki, ia beranjak mengambil ponselnya di atas meja belajar.

Nama Bos gila terpampang jelas di sana, membuat Yuki semakin bingung harus mengangkatnya apa tidak.

Setelah sembuh dari sakit, Yuki tidak pernah bertemu Luthfi lagi karena tidak pernah masuk bekerja. Membuat ia merasa canggung dengan cowok yang masih menjadi Bosnya itu.

Panggilanya berakhir karena Yuki tak kunjung menjawabnya, tapi ia bernafas lega, sebab tak tahu harus mengatakan apa di telepon.

Terlebih jika Luthfi membahas masalah pernikahan orang tuanya dengan Arka, Yuki benar-benar tidak tahu apa yang akan ia katakan.

Haruskah ia bersyukur mempuyai kakak ipar seperti Luthfi? Atau ini sebuah bencana?

Yuki tidak pernah lupa bagaimana tatapan kedua manusia itu ketika satu ruangan dengan Yuki saat di rumah sakit.

Yuki begitu tahu jika keduanya sama-sama tidak saling menyukai.

Kelegaan Yuki hanya sementara sebab ponselnya kembali berdering dengan penelpon yang sama.

Yuki takut jika ia tidak menjawab maka Luthfi akan menghampirinya ke rumah dan Yuki lebih tidak siap akan hal itu.

"Ha...halo," cicit Yuki.

"Gue ganggu yah?"

Jika boleh jujur, Yuki sedikit merindukan suara serak itu.

"Eng..gak kok." Yuki menyengir, seakan ada Luthfi di depannya.

"Kok ngangkatnya lama?"

"Emm, anu...itu, tadi nggak kedengeran." Bohong Yuki.

"Emm, gitu."

"Iya, heheh."

"Udah baca undangan yang gue kirim?"

"Udah kok."

"Harus dateng yah!"

"Hah?" Yuki terkejut, bagaimana ini?

"Harus.dateng.ok," ucap Luthfi penuh penekanan.

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapi Yuki, pokoknya harus dateng, kalau perlu gue jemput!"

"Nggak! Nggak usah, nanti gue usahain dateng, tapi nggak usah dijemput."

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang