9 - Dikutuk menjadi Batu Tawas

77 29 2
                                    

Seseorang yang tertarik padamu, akan selalu mencari cara mengganggu untuk mendapat perhatiaanmu.


14 April 2020, 11:47

*****
Di sebuah cafe di pusat kota, terlihat empat orang remaja sedang menikmati waktu luangnya. Seperti biasa, mereka bercanda dengan hebohnya. Seolah-olah dunia milik mereka berempat.

"Kalau lulus lu mau lanjut dimana Ki?" Tanya Ifi sambil menyeruput es cappucinonya.

"Ihh, masih lama tau. Nikmatin aja dulu," celetuk Mela.

"Apa salahnya ngerencanain dari sekarang."

"Hem, kalo gue sih masih dipikir-pikir," ucap Yuki sambil mencomot kentang di piring Mela.

"Ihh Yuki!! Itu tinggal satu, kenapa lu ambil lagi," teriak Mela tak terima kentang satu-satunya diambil Yuki.

"Pesen lagi sana, jangan kayak orang susah lagi," omel Ifi, cafe itu memang adalah cafe keluarga Ifi, itu sebabnya mereka suka nongkrong di tempat itu. Selain karena gratisan, tempatnya juga enak.

"Kalau lu Rel?" Tanya Ifi pada Aurel yang sedari tadi diam.

"Gue, mungkin nanti ngikut seseorang," jawab Aurel.

"Kalau lu Mel?"

"Si Mela mah paling ke UTB," jawab Yuki ngasal.

"Ishh, ngaco lu. Ya nggak lah, gue masih ingin menikmati hidup yang indah ini bersama dengan pujaan hati gue sesungguhnya," ucap Mela mendramatis.

"Ishh, najis." Yuki bergidik ngeri.

"Emang UTB apa sih?" Tanya Ifi.

"Ya Allah, lu nggak tau UTB Fi?"

"Santai ae kali."

"Jelasin Mel."

"UTB adalah sebuah Universitas yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di pelosok-pelosok juga ada," ucap Mela berliku-liku.

"Jadi?" Bingung Ifi.

"Gue nyuruh lu jelasin apa itu UTB, kenapa pake nyasar ke pelosok-pelosok segala sih." Yuki menjitak kepala Mela, membuat si empunya mengaduh.

"Lu bertiga bisa diem nggak," kesal Aurel.

"Noh, si Mela biangnya."

"Gue lagi."

"UTB itu Universitas Tenda Biru, awas aja lu pake nanya lagi apa itu tenda biru." Aurel menjelaskan, bisa-bisa tidak habis pembahasan mereka tentang UTB jika ia tak menengahi.

"Hehe, tau gue kok. Cuma mau aja liat lu pada kesel," ucap Ifi tak bersalah.

Oke, pasti kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Begitulah jika mereka berempat berkumpul, pembahasan mereka selalu saja hal-hal yang nyeleneh. Kadang, mereka membahas Jakarta ke Jepang, Belanda, Autralia, Korea habis itu balik lagi ke Jakarta. Tak ada habisnya.

"Oh iya Ki, gimana kencan lu tadi," ucap Mela setelah aksi pengeroyokan mereka pada Ifi selesai.

"Nggak gimana-gimana," jawab Yuki acuh.

"Masa?" Goda Mela.

"Ishh, serius tau!" Yuki cemberut, mengingat hal tadi siang. Sungguh menyebalkan menurutnya.

"Wish, kalem ... kalem." Ifi menepuk-nepuk pundak Yuki.

"Udah ketebak mah, bisa apa coba manusia kaku kayak Arka itu," celetuk Mela.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang