25 - Aku Sayang Kamu!

30 5 0
                                    

Menjadi bucin akan menyenangkan, saat di orang yang tepat.

17:00, 15 Agustus 2020

*****
Yuki menatap satu persatu teman sekelasnya yang telah berganti baju, pelajaran olahraga sebentar lagi akan dimulai, dan ia masih sibuk melamun.

"Woyy!!"

Yuki terperanjat saat dikagetkan oleh Ifi, ia mendengus kesal.

"Gue tau, lu nggak suka pelajaran olahraga apalagi sama pak Wawan. Tapi, kalau lu nggak ganti baju sekarang, gue jamin lu bakal lebih nggak suka sama apa yang akan terjadi nanti."

Yuki menatap Ifi jengah. Sungguh, ia begitu malas mengikuti pelajaran satu ini, ditambah gurunya yang begitu sok killer.

"Emang nanti materi apasih?" Tanya Yuki.

"Kayaknya sih basket, tapi lu tau sendiri kan Pak Wawan, biarpun materi saat ini basket, kalau yang dia pengen bola, yah kita harus main bola."

Yuki semakin jengah, andai saja ia bisa bolos, entah apa yang akan terjadi di lapangan nanti.

"Hey!! Lu pada emang mau di hukum lari 20 putaran? Udah tahu Pak Wawan ngambekan kalau kita dateng telat, dikira mulu kita nggak ngehargain dia, cepetan bego!!" Mela tak habis pikir melihat kedua temannya itu, bisa-bisanya masih sibuk bergosip.

"Aurel mana?" Tanya Ifi.

"Udah di lapangan, buruan!!"

Untung saja kelas sudah lumayan sepi, jadi Yuki bisa berganti baju dengan cepat.

*****

"12 Ips 2 dan 12 Ips 1, kalian ini setiap saya mengajar suka banget bikin masalah!"

"Sudah berapa kali saya katakan, jangan tunggu saya ada di lapangan baru ke sini!!"

Semua murid menunduk, mengomel dalam hati, sudah menjadi kebiasaan Pak Wawan tak begitu menyukai kelas Ips 2 dan Ips 1, kelas yang selalu berulah.

Yuki duduk berdampingan dengan ketiga temannya, sesekali berbisik-bisik mengomentari segala ceramah Pak Wawan.

"Saya itu sebenarnya baik, tapi kalian yang selalu bikin masalah."

"Cihh, bullshit!" Bisik Mela.

"Kamu! Siapa nama kamu?" Pak Wawan menunjuk salah satu murid cewek di kelas Ips 2.

Seketika Mela gelagapan, mengira dia yang ditunjuk Pak Wawan.

"Sa..saya Pak?" Ujar Fitri teman sekelas Yuki.

"Iya, siapa nama kamu?"

"Fitri pak."

"Nah Fitri, kamu jangan pacar-pacaran dulu, fokus saja sekolah Fitri, laki-laki itu banyak modusnya, dia hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan, jangan mau terperdaya, mereka akan meninggalkan kamu saat sudah mendapatkan yang ia mau."

Yuki menghembuskan nafas kesal, sudah ia duga, pelajaran hari ini seperti kemarin.

Hanya mendengar seputar ceramah yang itu-itu saja, Yuki bahkan sempat berpikir, mengapa Pak Wawan jadi guru olahraga? Mengapa tak menjadi guru BK saja?

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang