7 - Jabatan Baru

81 31 7
                                    

Manusia sangat pandai berpura-pura, jangan mempercayai apapun yang kamu dengar sebelum kamu menyaksikannya.


14 April 2020, 11:43

*****
"Dek mama papa belum pulang?" Tanya Yuki pada Abel yang sibuk bermain PS di ruang tengah.

"Belum," jawab Abel tanpa mengalihkan pandangan dari gamenya itu.

Orang tua Yuki memang sedang sibuk mengurus bisnisnya di luar kota. Itu sebabnya kadang mereka berangkat pagi lalu pulang malam karena kesibukannya itu.

"Kaka mau pergi lagi?" Tanya Abel saat melihat Yuki yang sudah rapi.

"Kaka kan mau kerja,"

"Masa Abel di rumah sendiri lagi sih?" Abel cemberut, ia merasa bosan selalu ditinggal sendiri di rumah.

"Udah kamu di rumah aja, bentar lagi mama papa pulang kok," bujuk Yuki, sebenarnya ia tak tega meninggalkan adiknya itu, tapi ia harus bekerja.

Abel tak bergeming, ia masih saja cemberut.

"Kaka beliin batagor kalo pulang," ucap Yuki, seketika Abel berbalik dengan cengiran khasnya.

"Bener yah!"

"Iya, tapi kamu jangan kemana-mana. Di rumah aja tunggu mama papa, ok!"

"Ok bos," ucap Abel dengan posisi hormat.

*****

"Marsya, Pak Bos dateng nggak?" Tanya Yuki pada Marsya yang sibuk menghafal gerakan tiktok.

"Kayaknya sih datang," jawab Marsya tanpa menoleh pada Yuki.

"Emang kenapa?" Tanya Marsya setelah mencerna ucapan Yuki. Seingatnya setelah adengan sapa-sapaan yang ujung-ujungnya dicueki, Yuki tak pernah lagi menanyakan Bosnya itu.

"Ada urusan, gue duluan yah," ucap Yuki dan meninggalkan Marsya yang masih heran.

Setelah sampai di depan pintu ruangan Luthfi, Yuki menarik nafas dan menghembuskannya. Menurutnya butuh tenaga ekstra menghadapi Bosnya itu.

"Permisi Pak," ucap Yuki sambil mengetuk pintu.

Yuki mendorong pintu ruangan Bosnya itu pelan-pelan, ternyata tak terkunci. Ia pun memberanikan diri masuk, soal dicaci maki itu urusan nanti menurutnya.

"Pak saya masuk ..." Yuki terkejut, ia berhenti melangkah, tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang ini.

Luthfi berbaring di sofa samping meja kerjanya dan botol minuman keras berserakah di mana-mana, bau ruangannya pun sudah sangat buruk.

Yuki benar-benar heran, bagaimana mungkin seorang Luthfi yang terlihat berwibawa dan tegas yah meskipun sikapnya yang dingin bisa mabuk-mabukan begini. Terlebih ia melakukan itu semua di ruangannya ini, yang bisa saja ia ditemukan oleh karyawannya yang lain dan menyebarkan kelakukannya itu.

Ternyata memang benar, kita tak bisa menilai orang hanya dengan penampilannya, siapa yang akan menyangka seorang Luthfi yang terlihat seperti anak baik-baik bisa mabuk-mabukan begini.

Yuki ingin pergi, tapi lagi-lagi nuraninya menolak. Ia tak tega membiarkan Bosnya itu, tapi ia pun tak ingin terlibat masalah dengan ikut campur.

Setelah berdiskusi dengan dirinya sendiri, Yuki memilih menolong Luthfi. Yah, mungkin hanya sekedar membangunkannya lalu meminta ijin untuk tidak masuk bekerja besok dan selesai.

Yuki mendekati Luthfi, sepertinya Bosnya itu sudah sangat mabuk, terbukti dengan banyaknya botol minuman di sekitarnya.

"Bagus Yuki, sekarang gimana cara lu ngebangunin nih orang," rutuk Yuki pada dirinya sendiri, ia sendiri bingung harus bagaimana membangunkan Bosnya itu.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang