Mimpi buruk ataupun mimpi lainnya sejatinya bukan pertanda apapun, itu hanya karena kamu terlalu memikirkan sesuatu hal.
15 Juli 2020, 17:20
*****
Malam semakin larut, Yuki menatap gerbang rumahnya yang terbuka lebar, ditambah dengan banyaknya kendaraan yang terparkir di depan.
Yuki mengecek ponselnya, sudah hampir pukul sembilan malam, mengapa rumahnya terlihat begitu ramai.
Yuki melangkah perlahan, entah mengapa perasaannya tidak enak.
Ada banyak orang berbaju hitam, mereka berbincang dengan raut wajah sedih.
Yuki semakin takut, tepat di ambang pintu Yuki melihat Abel. Yuki tersenyum, ia merindukan adik laki-lakinya itu. Meski selalu bertengkar.
Yuki menpercepat langkahnya, jika Abel sudah pulang pasti Halia akan ikut bersamanya. Yuki tak sabar untuk mendengar celotehan Abel tentang kampung halaman nenek.
Serta akan merajuk pada Halia hingga ia dibelikan ice cream sesukanya.
"AHHH ... JANGAN!! JANGAN PERGI!! ABEL NGGAK MAU ... JANGAN!!"
Langkah Yuki terhenti, seketika jantungnya berdetak tak karuan. Abel menangis histeris di depannya, dengan seseorang yang tertutup kain.
Yuki mematung di tempatnya, ia tak tahu harus bagaimana. Yuki menatap sekeliling, semua orang menangis.
Pandangannya menangkap Brama di sudut ruangan, dia duduk dan tertunduk lesu, perasaan Yuki semakin tak enak, sejak tadi ia tak melihat keberadaan Halia.
Yuki berlari kecil menghampiri Brama. "Pah, papa kenapa nangis? Abel kenapa nangis? Kenapa semua orang nangis pah?!"
Brama tak menjawab, ia bahkan tak mendongak pada Yuki.
Yuki mengguncang bahu Brama. "Pah!! Jawab Yuki!! Ini kenapa?" Yuki menengok ke arah seseorang yang tertutup kain itu, "itu ... siapa pah? JAWAB YUKI!!! mama ... MAMA MANA PAH?!"
Yuki semakin histeris, Brama sama sekali tak menjawab pertanyaanya. Air matanya perlahan jatuh. Tuhan, semoga apa yang sedang Yuki pikirkan saat ini bukanlah yang sedang terjadi.
Yuki mendekati seseorang yang telah terbaring kaku itu, Abel sudah tidak ada di sana.
Yuki menatapnya lekat-lekat, ia mulai duduk di sebelah orang yang ia yakini sudah menjadi mayat.
Yuki takut, tangannya tremor parah, tak sanggup membuka kain yang menutupi wajah orang itu.
Yuki menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, tangannya kembali terulur memegang ujung kain itu.
Perlahan ia menariknya, berambut panjang, Yuki yakin orang itu adalah wanita, kainnya telah sampai bagian mata.
Tiba-tiba ...
Kringgg
Yuki terpelonjak, suara alarmnya begitu nyaring hingga memekakkan telinga.
Yuki mengucek mata. Basah. Sepertinya ia menangis dalam tidur.
Yuki bangun dan bersandar, sudah beberapa hari ini ia mengalami mimpi buruk, tetapi anehnya mimpi itu selalu sama. Tentang seseorang yang meninggal, dan Yuki belum tahu siapa orang itu, setiap akan melihatnya Yuki selalu terbangun, ia hanya tahu jika orang itu ada adalah wanita.
Yuki melirik jam bekernya, sudah pukul lima pagi. Semenjak Halia pergi, Yuki memang selalu bangun lebih awal untuk sekedar memasak sederhana untuk Brama, Yuki tidak tega melihat papanya itu selalu makan di luar yang tidak terjamin kebersihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya saat dihadapkan pada dua orang yang sama-sama berarti untuk hidupmu. Siapa yang akan kamu pilih saat diharuskan memilih? Ini tentang bertemunya tiga orang manusia dalam cinta yang sama. Yuki harus dihadapkan pada mantan kekasih yan...