12 - Hujan

62 27 0
                                    

Bahkan, dinginnya hujan di luar pun tidak bisa mengalahkan hatiku yang menghangat melihatmu.


15 April 2020, 16:04

*****
"Lu kenapa lagi sih?" Tanya Ifi pada Aurel yang mukanya ditekuk terus.

Sejak kedatangannya di rumah Ifi, Aurel tak mengatakan sepatah-katapun. Membuat Ifi rasanya ingin memakan mentah-mentah sahabatnya itu.

"Kalau lu nggak ngomong juga, gue sumpahin lu benar-benar bisu." Baiklah, kesabaran Ifi sudah habis.

Aurel hanya mendelik tak suka pada sahabatnya itu, moodnya saat ini benar-benar hancur dan Ifi tega-teganya menyumpahinya dengan begitu kejam.

"Ifi.. bisa diem dulu nggak? Gue kerumah lu itu butuh ketenangan," ucap Aurel, ia menelungkupkan wajahnya di bantal.

"Serah lu!" pasrah Ifi.

Setelah beberapa menit saling diam-diaman, Aurel mendongak dan menatap Ifi yang sibuk bermain ponsel, Ifi benar-benar mengabaikannya.

"Fii... kok lu nggak tanya lagi sih gue kenapa?" kesal Aurel.

"Mau lu sebenarnya apa sih Rel?!" Teriak Ifi, ia benar-benar tak tahu harus bagaimana sekarang.

"Sebenarnya, gue mau curhat Fi, tapi pasti lu nggak mau denger."

"Siapa yang nggak bosan coba Rel? Tema curhat lu itu cuma si Aladin, Aladin lagi." Ifi mendekati sahabatnya itu, sudah ia duga jika penyebab sikap Aurel yang tak jelas ini adalah si ketos Alano.

"Karna yang selalu bikin gue kayak gini tuh cuma dia Fi!" Memang, memang hanya Alano, karna hanya dia cowok tak tahu diri yang menolak Aurel dengan sadisnya.

Memang sih, kata orang cinta itu tak bisa dipaksakan. Cinta itu sesuatu yang sakral, yang datang sesuka hati pada orang ia kehendaki.

Tapi, apakah salah menolak seseorang secara halus tanpa menyakiti perasaannya.

'Tapi, nanti dia malah ngira dikasi harapan?'

Tergantung.

Jika kamu menolaknya dengan menjelaskan bahwa kamu memang benar-benar tak mencintainya, perlahan ia pasti akan mengerti dan tak mengganggu lagi. Karna kurasa, sosok Acha di dunia nyata sangat jarang terjadi.

Tapi, di sini memang Aurel lah yang egois. Ia tetap kekeh dengan pendiriannya bahwa suatu saat Alano pasti mencintainya.

Dan ujung-ujungnya ia kembali dibuat uring-uringan tak jelas dan melampiaskan pada sahabatnya.

"Emang dia ngapain lagi?" Tanya Ifi.

"Dia ngeblok gue lagi Fi," jawab Aurel sendu.

"Abis beli kartu baru lagi lu?"

Aurel hanya menganguk menjawab pertanyaan Ifi.

"Ya Allah, gue nggak tau lagi mau ngomong apa ama lu Rel."

"Fi, sekarang gue harus apa?"

"Apa gue beli kartu baru lagi terus hubungin dia?" Aurel menatap Ifi di sampingnya, menunggu jawabannya.

"Rel, lu emang segitu cintanya sama Alano?" Tanya Ifi dan menatap sahabatnya itu juga.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang