Kesalahan yang kembali terulang menjadikan seseorang tidak mudah percaya lagi.
12:15, 07 September 2020
*****
Karena kita tak pernah tahu, seberapa lama seseorang akan menemani, bisa saja hari ini mereka masih tertawa bersama kita, bisa juga hari ini ia tiba-tiba melambaikan tangan tanpa kata.Aldo masih setia memeluk sembari mengusap punggung gadis di dekapannya itu. Ia tahu, gadis itu masih menangis, terbukti dengan punggungnya yang masih bergetar, juga kaos yang dikenakan Aldo terasa basah di bagian dada.
Tetapi Aldo diam saja, ia tak ingin bertanya sebelum gadis itu menceritakan sendiri masalahnya.
Setelah Aldo membawa Yuki ketempat duduk yang lebih layak, gadis itu terus saja diam, tetapi tak melepaskan pelukannya pada Aldo.
Aldo terenyuh, ia sama sekali tak tahu gadis itu kenapa, tetapi dengan melihatnya seperti ini Aldo merasa marah.
Jika alasan Yuki menangis seperti ini adalah tentang kepindahannya ke Belanda, Aldo bersiap menentang sang Oma.
Kedatangannya ke sekolah Yuki pun karena mengantar Oma untuk mengurus kepindahan Yuki, dan semua itu tanpa sepengetahuan gadis itu.
Lamunan Aldo terhenti saat merasa Yuki melepas pelukannya.
Aldo menatap lekat gadis itu, poninya sudah acak-acakan dengan mata sembab dan hidung memerah.
Yuki mengusap kasar air matanya yang tersisa, membuat Aldo yang melihatnya merasa gemas sendiri.
"Kamu kenapa?" Tanya Aldo lembut.
Yuki cemberut, "Aldo, jangan ngomong kayak gitu, kan gue jadi mau nangis lagi." Yuki kembali menghamburkan diri kepelukan Aldo.
Aldo terkekeh, itulah Yuki. Saat menangis gadis itu begitu sensitif dengan pertanyaan yang bernada lembut.
Aldo menepuk-nepuk puncak kepala gadis itu. "Udah, jangan nangis lagi, gue di sini kok, gue nggak bakalan ninggalin lo, apapun yang terjadi."
Yuki mendongak, menatap wajah Aldo dari bawah dagu cowok itu. "Beneran, apapun yang terjadi kan?"
"Iya Vaniku sayang...ahhhhhh!!!!"
Sontak Aldo berdiri sembari mengibas-mengibaskan tangannya yang terlihat jelas bekas gigitan di sana.
Tanpa sadar Yuki terkekeh melihat Aldo yang melompat-lompat kesakitan, padahal seingat Yuki ia tak menggingitnya dengan keras.
Aldo mendekati Yuki yang masih terkekeh, "nah gitu dong senyum, gue rela diapain aja asal lo mau senyum."
Yuki berdiri, menatap Aldo lekat. "Makasih Do, lo selalu bisa bikin gue senyum lagi." Yuki kembali memeluk cowok di depannya itu.
"Maafin gue yah Van, gue pernah ninggalin lo, tapi sekarang gue di sini, selalu," ucap Aldo sembari mendekap Yuki lebih berat.
"Gue nggak mau ingat itu lagi Do, lo jahat banget dulu."
Aldo terkekeh, "iya-iya, yaudah, kita pulang aja yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya saat dihadapkan pada dua orang yang sama-sama berarti untuk hidupmu. Siapa yang akan kamu pilih saat diharuskan memilih? Ini tentang bertemunya tiga orang manusia dalam cinta yang sama. Yuki harus dihadapkan pada mantan kekasih yan...