39 - Salah Satu Dari Mereka Yang Begitu Menderita

19 4 0
                                    

Terkadang, manusia hanya sibuk mencari, tanpa pernah memahami.

*****
Malam hampir datang, matahari mulai perlahan menghilang dengan cahaya keemasan yang menakjubkan.

Pemandangan yang cukup indah untuk seseorang yang menderita.

Arka menatap lurus ke depan, matanya yang coklat terlihat bersinar diterpa cahaya matahari sore.

Siapapun yang melihatnya akan takjub, wajah yang hampir sempurna.

Tetapi apa gunanya memiliki wajah demikian jika nasibnya seperti ini. Arka lebih memilih menjadi orang biasa saja dengan hidup yang lebih baik.

Namun begitulah takdir Tuhan, selalu ada kelebihan di balik kekurangan. Kita hanya perlu mensyukuri, sebab kita masih belum tahu bagaimana kedepannya.

Arka masih sangat kesal dan kecewa dengan sikap Yuki, gadis itu dengan santainya menganggap bahwa hanya dirinya yang begitu terluka sekarang.

Tanpa sedikitpun bertanya bagaimana keadaan Arka selama ini.

Arka tidak ingin mengingat sedikitpun kenangan pahit itu, tetapi memori itu perlahan memenuhi kepalanya.

Enam bulan yang lalu ....

"Arka, papa tahu kamu bakalan nggak setuju, tapi dengarkan alasan papa dulu!" Fardi berteriak pada putranya yang seolah-olah tidak menganggapnya ada di ruangan itu.

"Arka!!"

Arka menghentikan kegiatan main ponselnya, ia menoleh dengan kesal. "Apa lagi sih pah! Harus berapa kali Arka bilang kalau sampai kapanpun Arka nggak bakalan mau punya mama baru!!" Bentak Arka tak kalah kencang.

Fardi menghela nafas, "maka dari itu, dengarkan dulu penjelasan papa, supaya kamu bisa ngerti semua ini," ucapnya dengan suara yang lebih pelan.

Arka mulai melunak, mendengar nada keputus-asaan papanya, munkin ia perlu sedikit mendegar alasan itu. "Kenapa?" Tanyanya.

Brama berjalan menuju sofa dan duduk menghadap Arka yang menatapnya serius di meja belajarnya.

"Pernikahan ini papa lakukan untuk membantu teman  papa, perusahaanya terancam bangkrut, uang perusahaan untuk membayar gaji karyawan bulan ini dibawa kabur oleh orang tidak dikenal, para investasi mulai menarik kembali dananya, dan papa tidak bisa mengambil resiko untuk berinvestasi pada perusahaan mereka, kamu tahu sendiri kalau perusaan kita baru aja bangkit. Akhirnya, papa dan mereka sepakat untuk menjalankan sebuah rencana."

"Papa akan menikah kontrak dengan istri teman papa itu, tapi identitasnya akan dipalsukan agar tidak ketahuan, setelah menjadi istri papa, perusahaan mereka akan papa ganti namanya dan jadikan anak perusahaan papa nanti. Papa akan berusaha mencari investor untuk perusahaan itu, perusahaan baru dengan citra baru akan mampu memikat para investor tanpa curiga."

Arka terlihat mencerna ucapan papanya. "Tapi, kenapa papa sampai mau berbuat sejauh ini?" Bingungnya.

Fardi tersenyum tulus. "Brama itu, teman semasa sekolah SMA papa, kita sudah seperti saudara, kalau dulu dia berantem sama mamanya, pasti nginepnya di rumah papa, begitupun dengan papa."

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang